MAKALAH PARASITOLOGI
INTESTINAL FLUKE
Dosen pembimbing :
Wahyu purwaningsih
Oleh :
M jamaluddin
Ainul Magriroh
Windy p
Putri aprilya
Mella DM
Irfan ma’ruf
Hamid
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES BAHRUL ‘ULUM TAMBAKBERAS
JOMBANG 2009/2010
I
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis ingin mengucapkan rasa syukur pada Allah SWT, atas limpahan karunia, rahmat & hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan tugas makalah tentang “INTESTINAL FLUKE FASIOLOPSIS BUSKI” dengan baik dan lancar.
Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu wahyu selaku dosen pembimbing mata kuliah parasitologi,Serta kepada teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan makalah-makalah selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan informasi kepada semua pihak.
Jombang,24,mei,2010
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah……………………………………………………………….2
B. Hospes dan nama penyakit…………………………………………..2
C. Distribusi geografik………………………………………………….2
D. Morfologi dan daur hidup…………………………………………...2
E. Patologi dan Gejala Klinis…………………………………………...3
F. Diagnosis………………………………………….............................4
G. Pengobatan…………………………………………..........................4
H. Prognosis………………………………………….............................4
I. Epidemiologi……………………..……………….............................4
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan 5
B.Saran………… 5
DAFTAR PUSTAKA………………………………………….................................5
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar belakang
Pada makalah ini penulis akan membahas tentang trematoda usus (fasiliopsis buski) dimana perlu di ketahui bahwa Trematoda usus yang berperan dalam kedokteran adalah dari keluarga fasciolidae,echinostomatidae dan heterophyidae. dalam daur hidup trematoda usus tersebut,seperti pada trematoda lain,diperlukan keong sebagai hospes perantara I,tempat mirasidium tumbuh menjadi sporokista ,berlanjut menjadi redia dan serkaria.serkaria yang di bentuk dari redia ,kemudian melepaskan diri untuk keluar dari tubuh keong dan berenang bebas dalam air.tujuan akhir serkario tersebut adalah hospes perantara II,yang dapat berupa keong jenis yang lebih besar,bebrapa jenis ikan air tawar atau tumbuh-tumbuhan air.
Manusia mendapatkan penyakit cacing daun karena memakan hospes perantara II yang tidak di masak sampai matang.
B tujuan
Dalam pembuatan makalah ini kami bertujuan agar makalah ini dapat di gunakan sebagai penunjang proses belajar mengajar khususnya untuk mahasiswa jurusan keperawatan selain itu makalah ini di buat sebagai wujud tugas dari mata kuliah parasitologi,harapan penulis semoga makalah ini dapat di gunakan sebagaimana mestinya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH
Cacing trematoda fasciolopsis buski adalah suatu trematoda yang di dapatkan pada manusia atu hewan.trematoda tersebut mempunyai ukuran terbesar di antara treramatoda lain yang di temukan pada manusia.
Cacing ini pertama kali di temukan oleh busk (1843) pada otoupsi seorang pelaut yang meninggal di London
B. HOSPES DAN NAMA PENYAKIT
Kecuali manusia dan babi yang dapat menjadi hospes definitif cacing tersebut,hewan lain seperti anjing dan kelinci juga dapat di hinggapi.penyakit yang di sebabkan cacing ini di sebut ;fasiolopsiasis
C. DISTRIBUSI GEOGRAFIS
Fasciolopsis buski adalah cacing trematoda yang sering di temukan pada manusia dan babi di RRC. cacing ini juga dilaporkan dari berbagai Negara seperti Taiwan,Vietnam,Thailand,India,dan Indonesia.
D. MORFOLOGI DAUR HIDUP
Cacing dewasa yang di temukanpada manusia mempunyai ukuran panjang 2-7,5cm dan lebar 0,8-2,0cm.bentuknya agak lonjong dan tebal.biasanya kutikulum di tutupi duri-duri kecil yang letaknya melintang.duri-duri tersebut sering rusak karena cairan usus.batil isap berukuran kira-kira ¼ ukuran batil isap perut.saluran pencernaan terdiri dari prefaring yang pendek,faring yang menggelembung,eshofagusyang pendek,serta sepasang sekum yang tidak bercabang,dengan dua identasi yang khas.dua buah testis yang bercabang cabang letaknya agak tandem di bagian posterior dari cacing.pitelaria letaknya lebih lateral dari sekum,meliputi badan cacing setinggi batil isap perut sampai keujung badan ovarium bentuknya agak bulat.uterus berpangkal pada ootip,berkelok-kelok kearah anterior badan cacing,ukurang bermuara pada atrium genital,pada sisi anterior batil isap perut.
Telur berbentuk agak lonjong berdingding tipis transparan,dengan sebuah operculum yang nyaris terlihat pada sebuah kutubnya,berukurang panjang 130-140mikron dan lebar80-85mikron.setiap ekor cacing dapat mengeluarkan 5000-48000betir telur sehari.telur-telur tersebut dalam air bersuhu 70derajat sampai 32derajat C,menetas setelah 3-7 minggu.mirasidium yang bersilia keluar dari telur yang menetas,berenang bebas dalam air untuk masuk ke dalam tubuh hospes perantara I yang sesuai.biasanya hospes perantara I tersebut adalah keong air tawar,seperti genus segmentina,hippeutus,dan gyraulus,dalam keong, mirasidum tumbuh menjadi sporokista yang kemudian berpindah ke daerah jantung dan hati keong.bila sporokista matang menjadi koyak dan melepaskan banyak radia induk.dalam radia di bentuk banyak radia anak,yang pada giliranya membentuk serkaria,sarkaria ini seperti miresidum yang dapat berenang bebas dalm air,berbentuk seperti kecebong ,ekornya melurus dan meruncing pada ujungnya,berukurang kira-kira 500mikron dengan badan agak bulatdengan berukuran 195mikron x 145mikron.
E.PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS
Cacing dewasa fasciolopsis buski,melekat denan perantara batil isap perut pada mukosa usus muda seperti duodenum dan yeyenum,cacing ini memakan isi usus,maupun permukaan mukosa usus,pada tempat pelekatan cacing tersebut terdapat peradangan ,tukak(ulkus),maupun abses,apabila terjadi erosi kapiler pada tempat tersebut ,maka timbul pendarahan,cacing dalam jumlah besar dapat menyebabkan sumbatan yang menimbulkan gejala ileus akut.
Gejala klinis yang dini pada akhir masa inkubasi ,adalah diare dan nyeri,uluhati (epigastrium) diare yang mulanya di selingi konstipasi,kemudian menjadi persisten,warna tinja menjadi hijau kuning,berbau busuk dan berisi makanan yang tidak di cerna,pada beberapa pasien nafsu makan cukup baik atau berlebihan walaupun ada yang mengalami gejala mual,muntah,atau tidak memiliki selera (semua ini tergantung dari berat ringanya penyakit)
F.DIAGNOSIS
Sering gejala klinis seperti di atas di dapatkan di suatu daerah pada ademi,cukup untuk menunjukan adanya penderita fasiolopsiasis namun diagnosa pasti dengan menemukan telur dalam tinja.
G. PENGOBATAN
Obat yang efektif untuk penyakit ini adalah diklorofen ,niklosamid,dan prazikuantel.
H.PROGNOSIS
Penyakit ini yang berat dalam menyebabkan kematian,akan tetapi bila di lakukan pengobatan sedini mungkin masih dapat memberi harapan untuk sembuh,masalah yang penting adalah reinfeksi yang sering terjadi pada penderita.
I. EPIDEMIOLOGI
Infeksi pada manusia tergantung pada kebiasaan makan tumbuh-tumbuhan air yang mentah dan tidak di masak sampai matang.membudidayakan tumbuh-tumbuhan air di daerah yang tercemar dengan kotoran manusia maupun babi,dapat menyebarluaskan penyakit tersebut,kebiasaan mengenai defekasi,pembuangan kotoran ternak dan cara membudidayakan tumbuh-tumbuhan air untuk konsumsi harus di ubah atau di perbaiki,untuk mencegah meluasnya penyakit fasiolopsiasis.
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
Cacing trematoda fasciolopsis buski adalah suatu trematoda yang di dapatkan pada manusia atau hewan.trematoda tersebut mempunyai ukuran terbesar Cacing trematoda fasciolopsis buski pertama kali di temukan oleh busk (1843),cacing ini bias sangat berbahaya bila si penderita tidak segera mengobati di karenakan penderita penyakit ini dapat mengalami kematian,akan tetapi bila segera di obati ingsyaallah akan sembuh juga.
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penulis meminta agar pembaca berkenan memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan di masa mendatang, amien yaa robbal alamien.
DAFTAR PUSTAKA
Gandahusada srisasi.parasitologi kedokteran.edisi ke tiga.fakultas kedokteran universitas Indonesia.jakarta
Selasa, 25 Mei 2010
Minggu, 16 Mei 2010
SOSPOL
MAKALAH
Masalah Kesehatan Campak
Pembimbing Akademik:
Endah W,S.sos
Oleh:
Faridah hanum
Abdul kholik
Windy Puspita S
M. Irfan ma’ruf
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEMESTER 1
STIKES BAHRUL ‘ULUM TAMBAKBERAS
JOMBANG
PEMBAHASAN
A. DEFINISI CAMPAK
Campak (Rubeola, Campak 9 hari) adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit.
Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak.
Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit ada.
Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD.
Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini.
B.PENYEBAB
Campak disebabkan oleh paramiksovirus. Penularan terjadi melalui percikan ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak.
Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.
Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun). Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah:
- bayi berumur lebih dari 1 tahun
- bayi yang tidak mendapatkan imunisasi
- remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus. Virus penyebab campak ini biasanya hidup pada daerah tenggorokan dan saluran pernapasan. Campak adalah penyakit yang sangat menular. Virus campak dapat hidup dan berkembang biak pada selaput lendir tenggorok, hidung dan saluran pernapasan. Anak yang terinfeksi oleh virus campak dapat menularkan virus ini kepada lingkungannya, terutama orang-orang yang tinggal serumah dengan anak. Pada saat anak yang terinfeksi bersin atau batuk, virus juga dibatukkan dan terbawa oleh udara. Anak dan orang lain yang belum mendapatkan imunisasi campak, akan mudah sekali terinfeksi jika menghirup udara pernapasan yang mengandung virus. Penularan virus juga dapat terjadi jika anak memegang atau memasukkan tangannya yang terkontaminasi dengan virus ke dalam hidung atau mulut. Biasanya virus dapat ditularkan 4 hari sebelum ruam timbul sampai 4 hari setelah ruam pertama kali timbul.
C. GEJALA
Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi, yaitu berupa:
- nyeri tenggorokan
- hidung meler
- batuk
- nyeri otot
- demam
- mata merah
- fotofobia (rentan terhadap cahaya, silau).
2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik). Ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul 3-5 hari setelah timbulnya gejala diatas. Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam kemerahan yang menonjol). Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di leher sebelah samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke batang tubuh, lengan dan tungkai, sedangkan ruam di wajah mulai memudar.
Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu tubuhnya mencapai 40? Celsius. 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan ruam yang tersisa segera menghilang.
Campak memiliki 3 tahap penyakit. Tahap pertama disebut masa inkubasi, biasanya berkisar antara 10-12 hari. Masa inkubasi adalah masa mulai masuknya virus campak ke dalam tubuh sampai timbul gejala-gejala awal.
Gejala-gejala awal yang biasanya timbul adalah:
- demam
- batuk-pilek
- mata merah dan berair
- fotofobia (biasanya anak akan sangat teriritasi dengan cahaya atau sinar)
Gejala-gejala ini biasanya berlangsung antara 3-5 hari, dan disebut sebagai masa prodromal. Pada masa prodromal, gejala khas yang terjadi adalah ditemukannya bercak Koplik pada rongga mulut. Oleh karena itu, jika anak dibawa ke dokter pada masa ini, dokter akan memeriksa secara seksama rongga mulut anak untuk mencari ada atau tidaknya bercak Koplik, sehingga dapat memastikan bahwa anak terkena campak. Hanya saja bercak ini timbul dan hilang dengan cepat, oleh karena itu jarang bercak dapat ditemukan.
Jika ruam mulai timbul, hal ini menandai akhir dari perjalanan penyakit campak. Ruam biasanya dimulai pada daerah batas rambut dan belakang telinga. Mulainya ruam biasanya akan disertai dengan demam yang semakin tinggi (dapat mencapai 40oC atau lebih). Ruam akan menyebar dengan cepat ke muka, leher, dada, punggung, perut, tungkai atas dan tungkai bawah, sampai telapak tangan dan kaki, dalam waktu 2-3 hari. Jika campak tidak disertai dengan komplikasi, maka demam akan segera turun saat ruam telah mencapai telapak kaki, dan anak mulai kembali aktif. Pada saat ini ruam berangsur-angsur memudar dengan urutan yang sesuai dengan munculnya ruam pertama kali. Bagian kulit yang terdapat ruam biasanya menjadi kering dan warnanya menjadi lebih gelap dan kecoklatan, dan akhirnya menjadi normal kembali dalam waktu 7-10 hari.
D. KOMPLIKASI
Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius.
Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak:
1. Infeksi bakteri
- Pneumonia
- Infeksi telinga tengah
2. Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit), sehingga pendeita mudah memar dan mudah mengalami perdarahan
3. Ensefalitis (inteksi otak) terjadi pada 1 dari 1,000-2.000 kasus.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan ruam kulit yang khas.
Pemeriksaan lain yang mungkin perlu dilakukan:
- pemeriksaan darah
- pembiakan virus
- serologi campak. Beberapa komplikasi dapat terjadi pada anak saat menderita
campak, sebagian besar komplikasi ini terjadi karena daya tahan tubuh anak menurun akibat infeksi virus campak. Infeksi oleh bakteri lebih mudah terjadi jika daya tahan tubuh menurun. Biasanya komplikasi sering terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun dan anak-anak dengan gizi buruk
Komplikasi yang sering terjadi:
- Radang telinga tengah
- Radang paru-paru
- Radang otak
Jika penyakit campak disertai oleh komplikasi, biasanya demam tetap tinggi walaupun ruam telah mencapai telapak kaki. Batuk menjadi lebih berat. Anak yang mengalami radang otak sebagai komplikasi akan cenderung tidur terus, dan kejang dapat terjadi.
E.PENGOBATAN
Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Anak sebaiknya menjalani tirah baring. Untuk menurunkan demam, diberikan asetaminofen atau ibuprofen.
Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik. Tidak ada obat spesifik untuk mengobati penyakit campak. Obat-obat yang digunakan biasanya berguna untuk membantu mengurangi gejala-gejala yang timbul, misalnya seperti pemberian obat penurun panas (parasetamol, ibuprofen) untuk menurunkan demam. Vitamin A dengan dosis tertentu seusai usia anak akan diberikan, untuk meringankan perjalanan penyakit campak. Radang telinga tengah, radang paru-paru yang terjadi sebagai komplikasi harus diobati dengan antibiotik. Jika anak menderita radang otak sebagai komplikasi dari campak, maka anak harus dirawat dan ditangani secara intensif di rumah sakit.
F.PENCEGAHAN
Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak.
Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas. Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9 bulan.
Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. Cara yang paling efektif untuk mencegah anak dari penyakit campak adalah dengan memberikan imunisasi campak. Jika setelah mendapat imunisasi, anak terserang campak, maka perjalanan penyakit akan jauh lebih ringan.
Imunisasi campak ini dapat diberikan sebagai imunisasi tunggal campak, atau dengan memberikan imunisasi MMR. Selalu menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan anak sebelum makan. Jika anak belum waktunya menerima imunisasi campak, atau karena hal tertentu dokter menunda pemberian imunisasi campak (MMR), sebaiknya anak tidak berdekatan dengan anak lain atau orang lain yang sedang demam.
Komplikasi yang dapat timbul saat anak menderita campak
Beberapa komplikasi dapat terjadi pada anak saat menderita campak, sebagian besar komplikasi ini terjadi karena daya tahan tubuh anak menurun akibat infeksi virus campak. Infeksi oleh bakteri lebih mudah terjadi jika daya tahan tubuh menurun. Biasanya komplikasi sering terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun dan anak-anak dengan gizi buruk
Komplikasi yang sering terjadi:
- Radang telinga tengah
- Radang paru-paru
- Radang otak
Jika penyakit campak disertai oleh komplikasi, biasanya demam tetap tinggi walaupun ruam telah mencapai telapak kaki. Batuk menjadi lebih berat. Anak yang mengalami radang otak sebagai komplikasi akan cenderung tidur terus, dan kejang dapat terjadi.
Masalah Kesehatan Campak
Pembimbing Akademik:
Endah W,S.sos
Oleh:
Faridah hanum
Abdul kholik
Windy Puspita S
M. Irfan ma’ruf
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEMESTER 1
STIKES BAHRUL ‘ULUM TAMBAKBERAS
JOMBANG
PEMBAHASAN
A. DEFINISI CAMPAK
Campak (Rubeola, Campak 9 hari) adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit.
Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak.
Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit ada.
Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD.
Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini.
B.PENYEBAB
Campak disebabkan oleh paramiksovirus. Penularan terjadi melalui percikan ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak.
Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.
Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun). Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah:
- bayi berumur lebih dari 1 tahun
- bayi yang tidak mendapatkan imunisasi
- remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus. Virus penyebab campak ini biasanya hidup pada daerah tenggorokan dan saluran pernapasan. Campak adalah penyakit yang sangat menular. Virus campak dapat hidup dan berkembang biak pada selaput lendir tenggorok, hidung dan saluran pernapasan. Anak yang terinfeksi oleh virus campak dapat menularkan virus ini kepada lingkungannya, terutama orang-orang yang tinggal serumah dengan anak. Pada saat anak yang terinfeksi bersin atau batuk, virus juga dibatukkan dan terbawa oleh udara. Anak dan orang lain yang belum mendapatkan imunisasi campak, akan mudah sekali terinfeksi jika menghirup udara pernapasan yang mengandung virus. Penularan virus juga dapat terjadi jika anak memegang atau memasukkan tangannya yang terkontaminasi dengan virus ke dalam hidung atau mulut. Biasanya virus dapat ditularkan 4 hari sebelum ruam timbul sampai 4 hari setelah ruam pertama kali timbul.
C. GEJALA
Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi, yaitu berupa:
- nyeri tenggorokan
- hidung meler
- batuk
- nyeri otot
- demam
- mata merah
- fotofobia (rentan terhadap cahaya, silau).
2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik). Ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul 3-5 hari setelah timbulnya gejala diatas. Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam kemerahan yang menonjol). Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di leher sebelah samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke batang tubuh, lengan dan tungkai, sedangkan ruam di wajah mulai memudar.
Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu tubuhnya mencapai 40? Celsius. 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan ruam yang tersisa segera menghilang.
Campak memiliki 3 tahap penyakit. Tahap pertama disebut masa inkubasi, biasanya berkisar antara 10-12 hari. Masa inkubasi adalah masa mulai masuknya virus campak ke dalam tubuh sampai timbul gejala-gejala awal.
Gejala-gejala awal yang biasanya timbul adalah:
- demam
- batuk-pilek
- mata merah dan berair
- fotofobia (biasanya anak akan sangat teriritasi dengan cahaya atau sinar)
Gejala-gejala ini biasanya berlangsung antara 3-5 hari, dan disebut sebagai masa prodromal. Pada masa prodromal, gejala khas yang terjadi adalah ditemukannya bercak Koplik pada rongga mulut. Oleh karena itu, jika anak dibawa ke dokter pada masa ini, dokter akan memeriksa secara seksama rongga mulut anak untuk mencari ada atau tidaknya bercak Koplik, sehingga dapat memastikan bahwa anak terkena campak. Hanya saja bercak ini timbul dan hilang dengan cepat, oleh karena itu jarang bercak dapat ditemukan.
Jika ruam mulai timbul, hal ini menandai akhir dari perjalanan penyakit campak. Ruam biasanya dimulai pada daerah batas rambut dan belakang telinga. Mulainya ruam biasanya akan disertai dengan demam yang semakin tinggi (dapat mencapai 40oC atau lebih). Ruam akan menyebar dengan cepat ke muka, leher, dada, punggung, perut, tungkai atas dan tungkai bawah, sampai telapak tangan dan kaki, dalam waktu 2-3 hari. Jika campak tidak disertai dengan komplikasi, maka demam akan segera turun saat ruam telah mencapai telapak kaki, dan anak mulai kembali aktif. Pada saat ini ruam berangsur-angsur memudar dengan urutan yang sesuai dengan munculnya ruam pertama kali. Bagian kulit yang terdapat ruam biasanya menjadi kering dan warnanya menjadi lebih gelap dan kecoklatan, dan akhirnya menjadi normal kembali dalam waktu 7-10 hari.
D. KOMPLIKASI
Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius.
Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak:
1. Infeksi bakteri
- Pneumonia
- Infeksi telinga tengah
2. Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit), sehingga pendeita mudah memar dan mudah mengalami perdarahan
3. Ensefalitis (inteksi otak) terjadi pada 1 dari 1,000-2.000 kasus.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan ruam kulit yang khas.
Pemeriksaan lain yang mungkin perlu dilakukan:
- pemeriksaan darah
- pembiakan virus
- serologi campak. Beberapa komplikasi dapat terjadi pada anak saat menderita
campak, sebagian besar komplikasi ini terjadi karena daya tahan tubuh anak menurun akibat infeksi virus campak. Infeksi oleh bakteri lebih mudah terjadi jika daya tahan tubuh menurun. Biasanya komplikasi sering terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun dan anak-anak dengan gizi buruk
Komplikasi yang sering terjadi:
- Radang telinga tengah
- Radang paru-paru
- Radang otak
Jika penyakit campak disertai oleh komplikasi, biasanya demam tetap tinggi walaupun ruam telah mencapai telapak kaki. Batuk menjadi lebih berat. Anak yang mengalami radang otak sebagai komplikasi akan cenderung tidur terus, dan kejang dapat terjadi.
E.PENGOBATAN
Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Anak sebaiknya menjalani tirah baring. Untuk menurunkan demam, diberikan asetaminofen atau ibuprofen.
Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik. Tidak ada obat spesifik untuk mengobati penyakit campak. Obat-obat yang digunakan biasanya berguna untuk membantu mengurangi gejala-gejala yang timbul, misalnya seperti pemberian obat penurun panas (parasetamol, ibuprofen) untuk menurunkan demam. Vitamin A dengan dosis tertentu seusai usia anak akan diberikan, untuk meringankan perjalanan penyakit campak. Radang telinga tengah, radang paru-paru yang terjadi sebagai komplikasi harus diobati dengan antibiotik. Jika anak menderita radang otak sebagai komplikasi dari campak, maka anak harus dirawat dan ditangani secara intensif di rumah sakit.
F.PENCEGAHAN
Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak.
Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas. Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9 bulan.
Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. Cara yang paling efektif untuk mencegah anak dari penyakit campak adalah dengan memberikan imunisasi campak. Jika setelah mendapat imunisasi, anak terserang campak, maka perjalanan penyakit akan jauh lebih ringan.
Imunisasi campak ini dapat diberikan sebagai imunisasi tunggal campak, atau dengan memberikan imunisasi MMR. Selalu menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan anak sebelum makan. Jika anak belum waktunya menerima imunisasi campak, atau karena hal tertentu dokter menunda pemberian imunisasi campak (MMR), sebaiknya anak tidak berdekatan dengan anak lain atau orang lain yang sedang demam.
Komplikasi yang dapat timbul saat anak menderita campak
Beberapa komplikasi dapat terjadi pada anak saat menderita campak, sebagian besar komplikasi ini terjadi karena daya tahan tubuh anak menurun akibat infeksi virus campak. Infeksi oleh bakteri lebih mudah terjadi jika daya tahan tubuh menurun. Biasanya komplikasi sering terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun dan anak-anak dengan gizi buruk
Komplikasi yang sering terjadi:
- Radang telinga tengah
- Radang paru-paru
- Radang otak
Jika penyakit campak disertai oleh komplikasi, biasanya demam tetap tinggi walaupun ruam telah mencapai telapak kaki. Batuk menjadi lebih berat. Anak yang mengalami radang otak sebagai komplikasi akan cenderung tidur terus, dan kejang dapat terjadi.
KIMIA
MAKALAH
ATOM ION MOLEKUL
Pembimbing Akademik:
B. Dewi Muasyaroh
Oleh:
Ainul Maqfiroh
Ika Hidayati
Windy Puspita S
Ahmad Fahri
Suhan Sandoko
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEMESTER 1
STIKES BAHRUL ‘ULUM TAMBAKBERAS
JOMBANG
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis ingin mengucapkan rasa syukur pada Allah SWT, atas limpahan karunia, rahmat & hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan tugas makalah tentang “Atom Ion dan Molekul “dengan baik dan lancar.
Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dewi Muaysaroh selaku dosen pembimbing Kimia. Serta kepada teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan makalah-makalah selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan informasi kepada semua pihak.
Jombang, 10 Nopember 2009
Penulis
Konsep dasar
Tatanama
Tatanama IUPAC
Tatanama kimia merujuk pada sistem penamaan senyawa kimia. Telah dibuat sistem penamaan spesies kimia yang terdefinisi dengan baik. Senyawa organik diberi nama menurut sistem tatanama organik. Senyawa anorganik dinamai menurut sistem tatanama anorganik.
Atom
Atom adalah suatu kumpulan materi yang terdiri atas inti yang bermuatan positif, yang biasanya mengandung proton dan neutron, dan beberapa elektron di sekitarnya yang mengimbangi muatan positif inti. Atom juga merupakan satuan terkecil yang dapat diuraikan dari suatu unsur dan masih mempertahankan sifatnya, terbentuk dari inti yang rapat dan bermuatan positif dikelilingi oleh suatu sistem elektron.
Unsur
Unsur kimia
Unsur adalah sekelompok atom yang memiliki jumlah proton yang sama pada intinya. Jumlah ini disebut sebagai nomor atom unsur. Sebagai contoh, semua atom yang memiliki 6 proton pada intinya adalah atom dari unsur kimia karbon, dan semua atom yang memiliki 92 proton pada intinya adalah atom unsur uranium.
Tampilan unsur-unsur yang paling pas adalah dalam tabel periodik, yang mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan kemiripan sifat kimianya. Daftar unsur berdasarkan nama, lambang, dan nomor atom juga tersedia.
Ion
Ion atau spesies bermuatan, atau suatu atom atau molekul yang kehilangan atau mendapatkan satu atau lebih elektron. Kation bermuatan positif (misalnya kation natrium Na+) dan anion bermuatan negatif (misalnya klorida Cl−) dapat membentuk garam netral (misalnya natrium klorida, NaCl). Contoh ion poliatom yang tidak terpecah sewaktu reaksi asam-basa adalah hidroksida (OH−) dan fosfat (PO43−).
Senyawa kimia
Senyawa merupakan suatu zat yang dibentuk oleh dua atau lebih unsur dengan perbandingan tetap yang menentukan susunannya. sebagai contoh, air merupakan senyawa yang mengandung hidrogen dan oksigen dengan perbandingan dua terhadap satu. Senyawa dibentuk dan diuraikan oleh reaksi kimia.
Molekul
Molekul adalah bagian terkecil dan tidak terpecah dari suatu senyawa kimia murni yang masih mempertahankan sifat kimia dan fisik yang unik. Suatu molekul terdiri dari dua atau lebih atom yang terikat satu sama lain.
Zat kimia
Suatu 'zat kimia' dapat berupa suatu unsur, senyawa, atau campuran senyawa-senyawa, unsur-unsur, atau senyawa dan unsur. Sebagian besar materi yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari merupakan suatu bentuk campuran, misalnya air, aloy, biomassa, dll.
Orbital atom dan orbital molekul elektron
Ikatan kimia
Ikatan kimia merupakan gaya yang menahan berkumpulnya atom-atom dalam molekul atau kristal. Pada banyak senyawa sederhana, teori ikatan valensi dan konsep bilangan oksidasi dapat digunakan untuk menduga struktur molekular dan susunannya. Serupa dengan ini, teori-teori dari fisika klasik dapat digunakan untuk menduga banyak dari struktur ionik. Pada senyawa yang lebih kompleks/rumit, seperti kompleks logam, teori ikatan valensi tidak dapat digunakan karena membutuhken pemahaman yang lebih dalam dengan basis mekanika kuantum.
Fase zat
Fase adalah kumpulan keadaan sebuah sistem fisik makroskopis yang relatif serbasama baik itu komposisi kimianya maupun sifat-sifat fisikanya (misalnya masa jenis, struktur kristal, indeks refraksi, dan lain sebagainya). Contoh keadaan fase yang kita kenal adalah padatan, cair, dan gas. Keadaan fase yang lain yang misalnya plasma, kondensasi Bose-Einstein, dan kondensasi Fermion. Keadaan fase dari material magnetik adalah paramagnetik, feromagnetik dan diamagnetik.
Reaksi kimia
Reaksi kimia antara hidrogen klorida dan amonia membentuk senyawa baru amonium klorida
Reaksi kimia
Reaksi kimia adalah transformasi/perubahan dalam struktur molekul. Reaksi ini bisa menghasilkan penggabungan molekul membentuk molekul yang lebih besar, pembelahan molekul menjadi dua atau lebih molekul yang lebih kecil, atau penataulangan atom-atom dalam molekul. Reaksi kimia selalu melibatkan terbentuk atau terputusnya ikatan kimia.
Kimia kuantum
Kimia kuantum secara matematis menjelaskan kelakuan dasar materi pada tingkat molekul. Secara prinsip, dimungkinkan untuk menjelaskan semua sistem kimia dengan menggunakan teori ini. Dalam praktiknya, hanya sistem kimia paling sederhana yang dapat secara realistis diinvestigasi dengan mekanika kuantum murni dan harus dilakukan hampiran untuk sebagian besar tujuan praktis (misalnya, Hartree-Fock, pasca-Hartree-Fock, atau teori fungsi kerapatan, lihat kimia komputasi untuk detilnya). Karenanya, pemahaman mendalam mekanika kuantum tidak diperlukan bagi sebagian besar bidang kimia karena implikasi penting dari teori (terutama hampiran orbital) dapat dipahami dan diterapkan dengan lebih sederhana.
Dalam mekanika kuantum (beberapa penerapan dalam kimia komputasi dan kimia kuantum), Hamiltonan, atau keadaan fisik, dari partikel dapat dinyatakan sebagai penjumlahan dua operator, satu berhubungan dengan energi kinetik dan satunya dengan energi potensial. Hamiltonan dalam persamaan gelombang Schrödinger yang digunakan dalam kimia kuantum tidak memiliki terminologi bagi putaran elektron.
Penyelesaian persamaan Schrödinger untuk atom hidrogen memberikan bentuk persamaan gelombang untuk orbital atom, dan energi relatif dari orbital 1s, 2s, 2p, dan 3p. Hampiran orbital dapat digunakan untuk memahami atom lainnya seperti helium, litium, dan karbon.
Hukum kimia
Hukum-hukum kimia sebenarnya merupakan hukum fisika yang diterapkan dalam sistem kimia. Konsep yang paling mendasar dalam kimia adalah Hukum kekekalan massa yang menyatakan bahwa tidak ada perubahan jumlah zat yang terukur pada saat reaksi kimia biasa. Fisika modern menunjukkan bahwa sebenarnya energilah yang kekal, dan bahwa energi dan massa saling berkaitan. Kekekalan energi ini mengarahkan kepada pentingnya konsep kesetimbangan, termodinamika, dan kinetika.
Industri Kimia
Industri kimia adalah salah satu aktivitas ekonomi yang penting. Top 50 produser kimia dunia pada tahun 2004 mempunyai penjualan sebesar USD $587 milyar dengan profit margin sebesar 8.1% dan penegluaran rekayasa (research and development) sebesar 2.1% dari total penjualan kimia.
Referensi
1. ^ Chemistry - The Central Science. The Chemistry Hall of Fame. York University. Diakses pada 12 September 2006
2. ^ (18 Juli, 2005)"Top 50 Chemical Producers". Chemical & Engineering News 83 (29): 20–23.
3. ^ (July 18, 2005)"Top 50 Chemical Producers". Chemical & Engineering News 83 (29): 20–23.
ATOM ION MOLEKUL
Pembimbing Akademik:
B. Dewi Muasyaroh
Oleh:
Ainul Maqfiroh
Ika Hidayati
Windy Puspita S
Ahmad Fahri
Suhan Sandoko
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEMESTER 1
STIKES BAHRUL ‘ULUM TAMBAKBERAS
JOMBANG
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis ingin mengucapkan rasa syukur pada Allah SWT, atas limpahan karunia, rahmat & hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan tugas makalah tentang “Atom Ion dan Molekul “dengan baik dan lancar.
Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dewi Muaysaroh selaku dosen pembimbing Kimia. Serta kepada teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan makalah-makalah selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan informasi kepada semua pihak.
Jombang, 10 Nopember 2009
Penulis
Konsep dasar
Tatanama
Tatanama IUPAC
Tatanama kimia merujuk pada sistem penamaan senyawa kimia. Telah dibuat sistem penamaan spesies kimia yang terdefinisi dengan baik. Senyawa organik diberi nama menurut sistem tatanama organik. Senyawa anorganik dinamai menurut sistem tatanama anorganik.
Atom
Atom adalah suatu kumpulan materi yang terdiri atas inti yang bermuatan positif, yang biasanya mengandung proton dan neutron, dan beberapa elektron di sekitarnya yang mengimbangi muatan positif inti. Atom juga merupakan satuan terkecil yang dapat diuraikan dari suatu unsur dan masih mempertahankan sifatnya, terbentuk dari inti yang rapat dan bermuatan positif dikelilingi oleh suatu sistem elektron.
Unsur
Unsur kimia
Unsur adalah sekelompok atom yang memiliki jumlah proton yang sama pada intinya. Jumlah ini disebut sebagai nomor atom unsur. Sebagai contoh, semua atom yang memiliki 6 proton pada intinya adalah atom dari unsur kimia karbon, dan semua atom yang memiliki 92 proton pada intinya adalah atom unsur uranium.
Tampilan unsur-unsur yang paling pas adalah dalam tabel periodik, yang mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan kemiripan sifat kimianya. Daftar unsur berdasarkan nama, lambang, dan nomor atom juga tersedia.
Ion
Ion atau spesies bermuatan, atau suatu atom atau molekul yang kehilangan atau mendapatkan satu atau lebih elektron. Kation bermuatan positif (misalnya kation natrium Na+) dan anion bermuatan negatif (misalnya klorida Cl−) dapat membentuk garam netral (misalnya natrium klorida, NaCl). Contoh ion poliatom yang tidak terpecah sewaktu reaksi asam-basa adalah hidroksida (OH−) dan fosfat (PO43−).
Senyawa kimia
Senyawa merupakan suatu zat yang dibentuk oleh dua atau lebih unsur dengan perbandingan tetap yang menentukan susunannya. sebagai contoh, air merupakan senyawa yang mengandung hidrogen dan oksigen dengan perbandingan dua terhadap satu. Senyawa dibentuk dan diuraikan oleh reaksi kimia.
Molekul
Molekul adalah bagian terkecil dan tidak terpecah dari suatu senyawa kimia murni yang masih mempertahankan sifat kimia dan fisik yang unik. Suatu molekul terdiri dari dua atau lebih atom yang terikat satu sama lain.
Zat kimia
Suatu 'zat kimia' dapat berupa suatu unsur, senyawa, atau campuran senyawa-senyawa, unsur-unsur, atau senyawa dan unsur. Sebagian besar materi yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari merupakan suatu bentuk campuran, misalnya air, aloy, biomassa, dll.
Orbital atom dan orbital molekul elektron
Ikatan kimia
Ikatan kimia merupakan gaya yang menahan berkumpulnya atom-atom dalam molekul atau kristal. Pada banyak senyawa sederhana, teori ikatan valensi dan konsep bilangan oksidasi dapat digunakan untuk menduga struktur molekular dan susunannya. Serupa dengan ini, teori-teori dari fisika klasik dapat digunakan untuk menduga banyak dari struktur ionik. Pada senyawa yang lebih kompleks/rumit, seperti kompleks logam, teori ikatan valensi tidak dapat digunakan karena membutuhken pemahaman yang lebih dalam dengan basis mekanika kuantum.
Fase zat
Fase adalah kumpulan keadaan sebuah sistem fisik makroskopis yang relatif serbasama baik itu komposisi kimianya maupun sifat-sifat fisikanya (misalnya masa jenis, struktur kristal, indeks refraksi, dan lain sebagainya). Contoh keadaan fase yang kita kenal adalah padatan, cair, dan gas. Keadaan fase yang lain yang misalnya plasma, kondensasi Bose-Einstein, dan kondensasi Fermion. Keadaan fase dari material magnetik adalah paramagnetik, feromagnetik dan diamagnetik.
Reaksi kimia
Reaksi kimia antara hidrogen klorida dan amonia membentuk senyawa baru amonium klorida
Reaksi kimia
Reaksi kimia adalah transformasi/perubahan dalam struktur molekul. Reaksi ini bisa menghasilkan penggabungan molekul membentuk molekul yang lebih besar, pembelahan molekul menjadi dua atau lebih molekul yang lebih kecil, atau penataulangan atom-atom dalam molekul. Reaksi kimia selalu melibatkan terbentuk atau terputusnya ikatan kimia.
Kimia kuantum
Kimia kuantum secara matematis menjelaskan kelakuan dasar materi pada tingkat molekul. Secara prinsip, dimungkinkan untuk menjelaskan semua sistem kimia dengan menggunakan teori ini. Dalam praktiknya, hanya sistem kimia paling sederhana yang dapat secara realistis diinvestigasi dengan mekanika kuantum murni dan harus dilakukan hampiran untuk sebagian besar tujuan praktis (misalnya, Hartree-Fock, pasca-Hartree-Fock, atau teori fungsi kerapatan, lihat kimia komputasi untuk detilnya). Karenanya, pemahaman mendalam mekanika kuantum tidak diperlukan bagi sebagian besar bidang kimia karena implikasi penting dari teori (terutama hampiran orbital) dapat dipahami dan diterapkan dengan lebih sederhana.
Dalam mekanika kuantum (beberapa penerapan dalam kimia komputasi dan kimia kuantum), Hamiltonan, atau keadaan fisik, dari partikel dapat dinyatakan sebagai penjumlahan dua operator, satu berhubungan dengan energi kinetik dan satunya dengan energi potensial. Hamiltonan dalam persamaan gelombang Schrödinger yang digunakan dalam kimia kuantum tidak memiliki terminologi bagi putaran elektron.
Penyelesaian persamaan Schrödinger untuk atom hidrogen memberikan bentuk persamaan gelombang untuk orbital atom, dan energi relatif dari orbital 1s, 2s, 2p, dan 3p. Hampiran orbital dapat digunakan untuk memahami atom lainnya seperti helium, litium, dan karbon.
Hukum kimia
Hukum-hukum kimia sebenarnya merupakan hukum fisika yang diterapkan dalam sistem kimia. Konsep yang paling mendasar dalam kimia adalah Hukum kekekalan massa yang menyatakan bahwa tidak ada perubahan jumlah zat yang terukur pada saat reaksi kimia biasa. Fisika modern menunjukkan bahwa sebenarnya energilah yang kekal, dan bahwa energi dan massa saling berkaitan. Kekekalan energi ini mengarahkan kepada pentingnya konsep kesetimbangan, termodinamika, dan kinetika.
Industri Kimia
Industri kimia adalah salah satu aktivitas ekonomi yang penting. Top 50 produser kimia dunia pada tahun 2004 mempunyai penjualan sebesar USD $587 milyar dengan profit margin sebesar 8.1% dan penegluaran rekayasa (research and development) sebesar 2.1% dari total penjualan kimia.
Referensi
1. ^ Chemistry - The Central Science. The Chemistry Hall of Fame. York University. Diakses pada 12 September 2006
2. ^ (18 Juli, 2005)"Top 50 Chemical Producers". Chemical & Engineering News 83 (29): 20–23.
3. ^ (July 18, 2005)"Top 50 Chemical Producers". Chemical & Engineering News 83 (29): 20–23.
ANATOMI OTOT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam tubuh manusia terdapat jaringan otot yang sangat penting untuk gerak semua anggota tubuh manusia.Tanpa adanya otot semua anggota tubuh manusia tidak dapat bergerak seperti biasanya.Pengertian jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk struktur dan fungsi yang sama.Arti jaringan otot sendiri adalah sekumpulan sel-sel otot.Oleh karena itu otot sangat berperan dalam tubuh manusia.
1.2 TUJUAN
Dari uraian tersebut kami dari kelempok I mengangkat permasalahan mengenai otot dengan tujuan:
1. Untuk mengetahui lebih jelas tentang otot
2. Untuk menambah pengetahuan di bidang kesehatan, khususnya mengenai pembahasan otot
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Pembaca
Menambah wawasan dan mengetahui lebih banyak tentang otot
1.3.2 Bagi Institusi
Menambah referensi kepustakaan
BAB II
OTOT
Arti definisi / pengertian Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk, struktur dan fungsi yang sama. Jadi jaringan otot adalah sekumpulan sel-sel otot.
A. Bagian-bagian otot:
1. Sarkolema
Sarkolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai pelindung otot
2. Sarkoplasma
Sarkoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana miofibril dan miofilamen berada
3. Miofibril
Miofibril merupakan serat-serat pada otot.
4. Miofilamen
Miofilamen adalah benang-benang/filamen halus yang berasal dari miofibril.Miofibril terbagi atas 2 macam, yakni :
a. miofilamen homogen (terdapat pada otot polos)
b. miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot cardiak dan pada otot rangka/otot lurik).
Di dalam miofilamen terdapat protein kontaraktil yang disebut aktomiosin (aktin dan miosin), tropopin dan tropomiosin. Ketika otot kita berkontraksi (memendek)maka protein aktin yang sedang bekerja dan jika otot kita melakukan relaksasi (memanjang) maka miosin yang sedang bekerja.
B. Jaringan otot terdiri dari:
1. Otot Polos (otot volunter)
Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk yang polos dan bergelondong. Cara kerjanya tidak disadari (tidak sesuai kehendak) / invontary, memiliki satu nukleus yang terletak di tengah sel. Otot ini biasanya terdapat pada saluran pencernaan seperti:lambung dan usus.
2. Otot Lurik (otot rangka)
Otot rangka merupakan jenis otot yang melekat pada seluruh rangka, cara kerjanya disadari (sesuai kehendak), bentuknya memanjang dengan banyak lurik-lurik, memiliki nukleus banyak yang terletak di tepi sel. Contoh otot pada lengan
3. Otot Jantung (otot cardiak)
Otot jantung hanya terdapat pada jantung. Otot ini merupakan otot paling istimewa karena memiliki bentuk yang hampir sama dengan otot lurik, yakni mempunyai lurik-lurik tapi bedanya dengan otot lurik yaitu bahwa otot lirik memiliki satu atau dua nukleus tags: aktin, Fisiologi, Kontraksi, miosin, Otot, otot rangka
Gastrocnemius
Otot rangka adalah masa otot yang bertaut pada tulang yang berperan dalam menggerakkan tulang-tulang tubuh. Otot rangka dapat kita kaji lebih dalam misalnya dengan mempelajari otot gastroknemus pada katak. Otot gastroknemus katak banyak digunakan dalam percobaan fisiologi hewan. Otot ini lebar dan terletak di atas fibiofibula, serta disisipi oleh tendon tumit yang tampak jelas (tendon Achillus) pada permukaan kaki.
Mekanisme kerja otot pada dasarnya melibatkan suatu perubahan dalam keadaan yang relatif dari filamenfilamen aktin dan myosin. Selama kontraksi otot, filamen-filamen tipis aktin terikat pada dua garis yang bergerak ke Pita A, meskipun filamen tersebut tidak bertambah banyak.Namun, gerakan pergeseran itu mengakibatkan perubahan dalam penampilan sarkomer, yaitu penghapusan sebagian atau seluruhnya garis H. Selain itu filamen myosin letaknya menjadi sangat dekat dengan garis-garis Z dan pita-pita A serta lebar sarkomer menjadi berkurang sehingga kontraksi terjadi. Kontraksi berlangsung pada interaksi antara aktin miosin untuk membentuk komplek aktin-miosin.
C. Mekanisme Kontraksi Otot
Kontraksi otot dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
1. Treppe atau staircase effect, yaitu meningkatnya kekuatan kontraksi berulang kali pada suatu serabut otot karena stimulasi berurutan berseling beberapa detik. Pengaruh ini disebabkan karena konsentrasi ion Ca2+ di dalam serabut otot yang meningkatkan aktivitas miofibril.
2. Summasi, berbeda dengan treppe, pada summasi tiap otot berkontraksi dengan kekuatan berbeda yang merupakan hasil penjumlahan kontraksi dua jalan (summasi unit motor berganda dan summasi bergelombang).
3. Fatique adalah menurunnya kapasitas bekerja karena pekerjaan itu sendiri.
4. Tetani adalah peningkatan frekuensi stimulasi dengan cepat sehingga tidak ada peningkatan tegangan kontraksi.
5. Rigor terjadi bila sebagian terbesar ATP dalam otot telah dihabiskan, sehingga kalsium tidak lagi dapat dikembalikan ke RS melalui mekanisme pemompaan.
Metode pergeseran filamen dijelaskan melalui mekanisme kontraksi pencampuran aktin dan miosin membentuk kompleks akto-miosin yang dipengaruhi oleh ATP. Miosin merupakan produk, dan proses tersebut mempunyai ikatan dengan ATP.
Selanjutnya ATP yang terikat dengan miosin terhidrolisis membentuk kompleks miosin ADP-Pi dan akan berikatan dengan aktin. Selanjutnya tahap relaksasi konformasional kompleks aktin, miosin, ADP-pi secara bertahap melepaskan ikatan dengan Pi dan ADP, proses terkait dan terlepasnya aktin menghasilkan gaya fektorial.
Dan otot jantung adalah satu-satunya otot yang memiliki percabangan yang disebut duskus interkalaris. Otot ini juga memiliki kesamaan dengan otot polos dalam hal cara kerjanya yakni involuntary (tidak disadari).
Mengangkat beban dan menghancurkan otot: proses concentric dan eccentric atau pemanjangan dan pemendekan otot saat anda berlatih akan menyebabkan kerusakan pada jaringan otot. Filamen protein yang disebut actin dan myosin (ditemukan di dalam serat atau sel otot) yg membuat otot anda berkontraksi mengalami microtrauma. Ini adalah kerusakan mikroskopis pada serat otot yang menyebabkan anda merasa pegal dan ngilu setelah berlatih intens sampai beberapa hari kemudian. Namun jangan kuatir kenyataannya tidak seburuk itu.
Saat istirahat otot membangun dirinya kembali : Sebagai tanggapan atas kerusakan akibat proses latihan tadi, serat otot anda bereaksi untuk membangun kembali dirinya. Tapi daripada langsung dengan mudah membangun dirinya kembali, serat-serat otot kemudian memproduksi lebih banyak actin dan myosin, dan sebagai hasilnya, menjadi lebih besar. Ini disebut Hypertrophy . Jadi secara ringkas, ini sebabnya mengapa angkat beban menyebabkan pembesaran otot.
Tanpa istirahat cukup otot tidak akan dibangun lagi : Menyebabkan kerusakan otot minor adalah satu hal; angkat beban berlebihan dan tidak memberikan tubuh istirahat cukup adalah lain hal. Serat-serat otot mulai mereparasi dirinya saat itu juga saat ia mengalami kerusakan, dan dapat berlangsung beberapa hari. Jika anda merusak otot itu tanpa memberi cukup waktu istirahat,mereka tak akan punya cukup waktu untuk membangun diri lagi. Jika ini tak terjadi , demikian pula Hypertrophy . Oleh karena itu tidak bijaksana melatih satu bagian otot dua hari berturut-turut.
Nutrisi yang benar memungkinkan proses rekuperasi : Anda tahu bagaimana istirahat membantu pemulihan otot, lalu bagaimana dengan nutrisi? Setiap proses ditubuh anda ,termasuk pembangunan sel otot, membutuhkan enerfi (ATP)/ Energi sama dengan kalori, jadi agar tubuh dapat menyuplai otot dengan ATP yang dibutuhkan untuk tumbuh, makanan adalah HARUS. Kemudian kita tinjau PROTEIN. Ingat filamen protein Actin dan Myosin ? Membuat lebih banyak keduanya butuh banyak asam amino (karena dari itulah mereka dibuat), yang tentunya didapat dari PROTEIN yang anda konsumsi. Jadi makan lebih banyak protein, paling tidak 0,8-1gr per pon berat badan tiap harinya.
MACAM-MACAM GANGGUAN PADA OTOT
Pada manusia terdapat beberapa masalah atau gangguan kesehatan pada otot yang terdapat pada tubuh yaitu :
1. Kelelahan Otot
Kelelahan otot adalah suatu keadaan di mana otot tidak mampu lagi melakukan kontraksi sehingga mengakibatkan terjadinya kram otot atau kejang-kejang otot.
2. Astrofi Otot
Astrofi otot adalah penurunan fungsi otot akibat dari otot yang menjadi kecil dan kehilangan fungsi kontraksi. Biasanya disebabkan oleh penyakit poliomielitis.
3. Distrofi Otot
Distrofi otot adalah suatu kelainan otot yang biasanya terjadi pada anak-anak karena adanya penyakit kronis atau cacat bawaan sejak lahir.
4. Kaku Leher / Leher Kaku / Stiff
Kaku leher adalah suatu kelainan yang terjadi karena otot yang radang / peradangan otot trapesius leher karena salah gerakan atau adanya hentakan pada leher serta menyebabkan rasa nyeri dan kaku pada leher seseorang.
5. Hipotrofit Otot
Hipotrofit otot adalah suatu jenis kelainan pada otot yang menyebabkan otot menjadi lebih besar dan tampak kuat disebabkan karena aktivitas otot yang berlebihan yang umumnya karena kerja dan olahraga berlebih.
6. Hernis Abdominal
Hernis abdominal adalah kelainan pada dinding otot perut yang mengakibatkan penyakit hernia atau turun berok, yaitu penurunan usus yang masuk ke dalam rongga perut.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa otot sangat penting bagi kehidupan manusia.Karena tanpa adanya otot manusia tidak akan dapat menggerakkan semua anggota tubuhnya.Karena jaringan otot merupakan sekumpulan sel-sel otot.
2. SARAN
Mempelajari otot sangat penting dalam bidang kesehatan.Olah karena itu pembahasan tentang otot perlu dipelajari dengan sebaik-baiknya.Dalam pembahasan ini kita dapat mengetahui tentang Definisi Otot,Jenis-jenis Otot, Macam-macam Otot,dan Gangguan Otot.
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam tubuh manusia terdapat jaringan otot yang sangat penting untuk gerak semua anggota tubuh manusia.Tanpa adanya otot semua anggota tubuh manusia tidak dapat bergerak seperti biasanya.Pengertian jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk struktur dan fungsi yang sama.Arti jaringan otot sendiri adalah sekumpulan sel-sel otot.Oleh karena itu otot sangat berperan dalam tubuh manusia.
1.2 TUJUAN
Dari uraian tersebut kami dari kelempok I mengangkat permasalahan mengenai otot dengan tujuan:
1. Untuk mengetahui lebih jelas tentang otot
2. Untuk menambah pengetahuan di bidang kesehatan, khususnya mengenai pembahasan otot
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Pembaca
Menambah wawasan dan mengetahui lebih banyak tentang otot
1.3.2 Bagi Institusi
Menambah referensi kepustakaan
BAB II
OTOT
Arti definisi / pengertian Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk, struktur dan fungsi yang sama. Jadi jaringan otot adalah sekumpulan sel-sel otot.
A. Bagian-bagian otot:
1. Sarkolema
Sarkolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai pelindung otot
2. Sarkoplasma
Sarkoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana miofibril dan miofilamen berada
3. Miofibril
Miofibril merupakan serat-serat pada otot.
4. Miofilamen
Miofilamen adalah benang-benang/filamen halus yang berasal dari miofibril.Miofibril terbagi atas 2 macam, yakni :
a. miofilamen homogen (terdapat pada otot polos)
b. miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot cardiak dan pada otot rangka/otot lurik).
Di dalam miofilamen terdapat protein kontaraktil yang disebut aktomiosin (aktin dan miosin), tropopin dan tropomiosin. Ketika otot kita berkontraksi (memendek)maka protein aktin yang sedang bekerja dan jika otot kita melakukan relaksasi (memanjang) maka miosin yang sedang bekerja.
B. Jaringan otot terdiri dari:
1. Otot Polos (otot volunter)
Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk yang polos dan bergelondong. Cara kerjanya tidak disadari (tidak sesuai kehendak) / invontary, memiliki satu nukleus yang terletak di tengah sel. Otot ini biasanya terdapat pada saluran pencernaan seperti:lambung dan usus.
2. Otot Lurik (otot rangka)
Otot rangka merupakan jenis otot yang melekat pada seluruh rangka, cara kerjanya disadari (sesuai kehendak), bentuknya memanjang dengan banyak lurik-lurik, memiliki nukleus banyak yang terletak di tepi sel. Contoh otot pada lengan
3. Otot Jantung (otot cardiak)
Otot jantung hanya terdapat pada jantung. Otot ini merupakan otot paling istimewa karena memiliki bentuk yang hampir sama dengan otot lurik, yakni mempunyai lurik-lurik tapi bedanya dengan otot lurik yaitu bahwa otot lirik memiliki satu atau dua nukleus tags: aktin, Fisiologi, Kontraksi, miosin, Otot, otot rangka
Gastrocnemius
Otot rangka adalah masa otot yang bertaut pada tulang yang berperan dalam menggerakkan tulang-tulang tubuh. Otot rangka dapat kita kaji lebih dalam misalnya dengan mempelajari otot gastroknemus pada katak. Otot gastroknemus katak banyak digunakan dalam percobaan fisiologi hewan. Otot ini lebar dan terletak di atas fibiofibula, serta disisipi oleh tendon tumit yang tampak jelas (tendon Achillus) pada permukaan kaki.
Mekanisme kerja otot pada dasarnya melibatkan suatu perubahan dalam keadaan yang relatif dari filamenfilamen aktin dan myosin. Selama kontraksi otot, filamen-filamen tipis aktin terikat pada dua garis yang bergerak ke Pita A, meskipun filamen tersebut tidak bertambah banyak.Namun, gerakan pergeseran itu mengakibatkan perubahan dalam penampilan sarkomer, yaitu penghapusan sebagian atau seluruhnya garis H. Selain itu filamen myosin letaknya menjadi sangat dekat dengan garis-garis Z dan pita-pita A serta lebar sarkomer menjadi berkurang sehingga kontraksi terjadi. Kontraksi berlangsung pada interaksi antara aktin miosin untuk membentuk komplek aktin-miosin.
C. Mekanisme Kontraksi Otot
Kontraksi otot dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
1. Treppe atau staircase effect, yaitu meningkatnya kekuatan kontraksi berulang kali pada suatu serabut otot karena stimulasi berurutan berseling beberapa detik. Pengaruh ini disebabkan karena konsentrasi ion Ca2+ di dalam serabut otot yang meningkatkan aktivitas miofibril.
2. Summasi, berbeda dengan treppe, pada summasi tiap otot berkontraksi dengan kekuatan berbeda yang merupakan hasil penjumlahan kontraksi dua jalan (summasi unit motor berganda dan summasi bergelombang).
3. Fatique adalah menurunnya kapasitas bekerja karena pekerjaan itu sendiri.
4. Tetani adalah peningkatan frekuensi stimulasi dengan cepat sehingga tidak ada peningkatan tegangan kontraksi.
5. Rigor terjadi bila sebagian terbesar ATP dalam otot telah dihabiskan, sehingga kalsium tidak lagi dapat dikembalikan ke RS melalui mekanisme pemompaan.
Metode pergeseran filamen dijelaskan melalui mekanisme kontraksi pencampuran aktin dan miosin membentuk kompleks akto-miosin yang dipengaruhi oleh ATP. Miosin merupakan produk, dan proses tersebut mempunyai ikatan dengan ATP.
Selanjutnya ATP yang terikat dengan miosin terhidrolisis membentuk kompleks miosin ADP-Pi dan akan berikatan dengan aktin. Selanjutnya tahap relaksasi konformasional kompleks aktin, miosin, ADP-pi secara bertahap melepaskan ikatan dengan Pi dan ADP, proses terkait dan terlepasnya aktin menghasilkan gaya fektorial.
Dan otot jantung adalah satu-satunya otot yang memiliki percabangan yang disebut duskus interkalaris. Otot ini juga memiliki kesamaan dengan otot polos dalam hal cara kerjanya yakni involuntary (tidak disadari).
Mengangkat beban dan menghancurkan otot: proses concentric dan eccentric atau pemanjangan dan pemendekan otot saat anda berlatih akan menyebabkan kerusakan pada jaringan otot. Filamen protein yang disebut actin dan myosin (ditemukan di dalam serat atau sel otot) yg membuat otot anda berkontraksi mengalami microtrauma. Ini adalah kerusakan mikroskopis pada serat otot yang menyebabkan anda merasa pegal dan ngilu setelah berlatih intens sampai beberapa hari kemudian. Namun jangan kuatir kenyataannya tidak seburuk itu.
Saat istirahat otot membangun dirinya kembali : Sebagai tanggapan atas kerusakan akibat proses latihan tadi, serat otot anda bereaksi untuk membangun kembali dirinya. Tapi daripada langsung dengan mudah membangun dirinya kembali, serat-serat otot kemudian memproduksi lebih banyak actin dan myosin, dan sebagai hasilnya, menjadi lebih besar. Ini disebut Hypertrophy . Jadi secara ringkas, ini sebabnya mengapa angkat beban menyebabkan pembesaran otot.
Tanpa istirahat cukup otot tidak akan dibangun lagi : Menyebabkan kerusakan otot minor adalah satu hal; angkat beban berlebihan dan tidak memberikan tubuh istirahat cukup adalah lain hal. Serat-serat otot mulai mereparasi dirinya saat itu juga saat ia mengalami kerusakan, dan dapat berlangsung beberapa hari. Jika anda merusak otot itu tanpa memberi cukup waktu istirahat,mereka tak akan punya cukup waktu untuk membangun diri lagi. Jika ini tak terjadi , demikian pula Hypertrophy . Oleh karena itu tidak bijaksana melatih satu bagian otot dua hari berturut-turut.
Nutrisi yang benar memungkinkan proses rekuperasi : Anda tahu bagaimana istirahat membantu pemulihan otot, lalu bagaimana dengan nutrisi? Setiap proses ditubuh anda ,termasuk pembangunan sel otot, membutuhkan enerfi (ATP)/ Energi sama dengan kalori, jadi agar tubuh dapat menyuplai otot dengan ATP yang dibutuhkan untuk tumbuh, makanan adalah HARUS. Kemudian kita tinjau PROTEIN. Ingat filamen protein Actin dan Myosin ? Membuat lebih banyak keduanya butuh banyak asam amino (karena dari itulah mereka dibuat), yang tentunya didapat dari PROTEIN yang anda konsumsi. Jadi makan lebih banyak protein, paling tidak 0,8-1gr per pon berat badan tiap harinya.
MACAM-MACAM GANGGUAN PADA OTOT
Pada manusia terdapat beberapa masalah atau gangguan kesehatan pada otot yang terdapat pada tubuh yaitu :
1. Kelelahan Otot
Kelelahan otot adalah suatu keadaan di mana otot tidak mampu lagi melakukan kontraksi sehingga mengakibatkan terjadinya kram otot atau kejang-kejang otot.
2. Astrofi Otot
Astrofi otot adalah penurunan fungsi otot akibat dari otot yang menjadi kecil dan kehilangan fungsi kontraksi. Biasanya disebabkan oleh penyakit poliomielitis.
3. Distrofi Otot
Distrofi otot adalah suatu kelainan otot yang biasanya terjadi pada anak-anak karena adanya penyakit kronis atau cacat bawaan sejak lahir.
4. Kaku Leher / Leher Kaku / Stiff
Kaku leher adalah suatu kelainan yang terjadi karena otot yang radang / peradangan otot trapesius leher karena salah gerakan atau adanya hentakan pada leher serta menyebabkan rasa nyeri dan kaku pada leher seseorang.
5. Hipotrofit Otot
Hipotrofit otot adalah suatu jenis kelainan pada otot yang menyebabkan otot menjadi lebih besar dan tampak kuat disebabkan karena aktivitas otot yang berlebihan yang umumnya karena kerja dan olahraga berlebih.
6. Hernis Abdominal
Hernis abdominal adalah kelainan pada dinding otot perut yang mengakibatkan penyakit hernia atau turun berok, yaitu penurunan usus yang masuk ke dalam rongga perut.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa otot sangat penting bagi kehidupan manusia.Karena tanpa adanya otot manusia tidak akan dapat menggerakkan semua anggota tubuhnya.Karena jaringan otot merupakan sekumpulan sel-sel otot.
2. SARAN
Mempelajari otot sangat penting dalam bidang kesehatan.Olah karena itu pembahasan tentang otot perlu dipelajari dengan sebaik-baiknya.Dalam pembahasan ini kita dapat mengetahui tentang Definisi Otot,Jenis-jenis Otot, Macam-macam Otot,dan Gangguan Otot.
LUNG CANCER
MAKALAH B.INGGRIS
Disease Lung Cancer
Disusun untuk memenuhi tugas Bahasa Inggris
Pembimbing:
Mr FANANI
Oleh:
Kelompok I:
Abdul khahar
Ahmad fahri
Windy puspita
Siti saidah
Priyo dwisusilo
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES BAHRUL ‘ULUM TAMBAKBERAS
JOMBANG
2010
Infectious
Lung Cancer
CHAPTER I
INTRODUCTION
A. Background Problem
Approximately 90 percent of patients with lung cancer associated with smoking men. Expert explains, smoking has been proven as one of the main causes of lung cancer, clinical data indicated that about 90 percent of people with lung cancer 79 percent of men and women patients with similar diseases, all associated with smoking.
Experts said that during recent years, the number of patients with lung cancer increases a woman many, among them a number of female patients did not smoke, but from the last tracking the culprit is found that passive smoking and inhaling smoke too much oil in the kitchen. Experts warn, actively advocated not smoking can help people stay away from the threat of cancer killer topnotch.
A survey of 10 cities in China, the public is very aware of relationship between smoking and lung cancer. Approximately 90 percent of respondents think, smoking is one of the main reasons that cause major diseases of lung cancer, while about 50 percent of respondents said that, among smokers there is a lifetime 10-15 percent of people afflicted by lung cancer.
Selection of treatment method depends on large and small tumors, type, and the stage. Surgery, radiotherapy and chemotherapy, all these can be used for the treatment of lung cancer.
B. Problem formulation
Based on the above background, the problem can be formulated as follows:
a. How does the process of transmission of lung cancer?
b. How is the treatment?
C. Goal
In accordance with the above problems, the goal is achieved in this study are:
a. Describe the process of invasion of lung cancer in humans.
b. Describe how the treatment of lung cancer.
D. Benefit Research
This study has the following benefits.
a. For patients with lung cancer, this study can be used as an alternative to prevention of lung cancer.
b. For the development of medical technology, this research can be used as a basis for creating the drug eradication of lung cancer in an effective and side effect is not due to use of traditional medicines.
c. For extension workers, this study can be used as an ingredient in providing counseling to teenagers who like to smoke.
d. For researchers, this study can be used to study of the preliminary study to conduct the study continued.
CHAPTER II
BASIS THEORY
A. Pengerian Lung Cancer
Lung cancer is a dangerous tumor that grows in the lungs. Most lung cancers derived from cells in the lungs, but lung cancer can also come from cancer in other parts of the body that spreads to the lungs.
Lung cancer is the cancer most frequently occurs, both men and women. Lung cancer is the leading cause of cancer deaths.
More than 90% of lung cancer starts from bronchi (large airways into the lungs), cancer is called carcinoma bronkogenik, which consists of the following: squamous cell carcinoma, small cell carcinoma or wheat cell carcinoma, large cell carcinoma, and adenocarcinoma.
Malignancy in the hollow piston includes lung cancer, mediastinal tumors, metastatic tumors in the lung and malignant mesotelioma (kegasanan in the pleura). Most cases of thoracic cavity malignancy is lung cancer. Worldwide, lung cancer is the most important cause of mortality among deaths from malignant disease. Men are the group most cases though, the incidence in women tends to increase, it is related to lifestyle (smoking)
Lung cancer in a broad sense is all malignancies in the lung diseases, including malignancies originating from the lung itself (primary) and metastatic tumors in the lung. Metastatic tumor in the lung is a tumor that grows as a result of the spread (metastasis) of primary tumors of other organs. Definitions for primary lung cancer that is malignant tumor derived from bronchial epithelium. Although rarely found in primary lung cancer can not derived from bronchial epithelial tumors such as bronchial gland. Benign lung tumors that often is a hamartoma.
B Risk factors
• Male
• More than 40 years of age
• Smoker
• Live / work environment containing substances and pollution karasinogen
• Industry Exposure / Environment specific work
• Female nonsmokers
• History never get cancer, others / immediate family members who suffer from lung cancer
• Uberkulosis lungs (scar cancer), the figure is very small kejadiaannya
People who are included in the group or be exposed to the risk factors above and have the signs and symptoms of respiratory cough, shortness of breath, chest pain called high risk groups (GRT) then it should immediately be referred to a lung specialist.
IMPORTANT .!!!!!!
Particular attention should be given to patients who fall into risk groups with a diagnosis of pulmonary TB (pulmonary tuberculosis) and received anti-tuberculosis drug treatment (OAT). They must be evaluated rigorously. If the 1-month evaluation showed deterioration should first think about the direction the possibility of lung cancer and referred to a lung specialist. Especially that accompanied the complaint of persistent pain in the shoulder / arm / chest with "infiltrates" at the top of the lung, if the pain does not disappear within 1 - 2 weeks of treatment of lung cancer is very well directed immediately evaluated.
Signs and Symptoms
The main complaints:
• Cough with or without sputum (phlegm white, can also be purulent) more than 3 weeks
• Coughing blood
• Shortness of breath
• Hoarseness
• Persistent chest pain
• Difficult / pain swallowing
• Lump at the base of the neck
• Swollen face and neck, sometimes accompanied by swollen arm with great pain.
CHAPTER III
RESEARCH METHOD
A. Cancer Survey
A survey of 10 cities of China showed a general lack of attention to the early diagnosis of lung cancer. Although there are 71 per cent of respondents aware of a prolonged cough is a common symptom of lung cancer, when there was coughing constantly could not explain why, about 35 percent of respondents said no notice at all of these symptoms.
Experts warn, cough, shortness of breath, chest pain, decreased appetite and coughing up blood is a symptom of lung cancer. Lung cancer symptoms are not specific characteristics, but will lead to new vigilance after these symptoms had a protracted hold. Thus, the early symptoms of lung cancer patients in general ignored, so that once diagnosed with lung cancer was already at the middle and late stages, plus cell lung cancer is easy to attack the other organs and relapse, so that the survival rates overall lung cancer patients is not high. Level during the 5-year survival of lung cancer in the United States only about 15 percent, but the average level of similar patients in developing countries is only about 10 percent.
CHAPTER IV
RESEARCH RESULTS
A. The discovery of Lung Cancer
Early introduction of this disease is difficult if only based on complaints only. Usually a mild complaint occurred in those who are still in early stages ie stage I and II. Data in Indonesia and reports developed countries most cases of lung cancer when the disease has been diagnosed in advanced stage (stage III and IV).
Checks that can be done for the early recognition of this, besides the clinical examination is the examination of the chest radiograph and / or sputum cytologic examination. The picture of the chest radiograph can be found in the tumor with an uneven edge and even withdrawal of the pleura and chest wall bone destruction. Not infrequently found in description effusion so massive pleural tumors are not visible. Sputum cytology will give positive results if there are tumors or intrabronkus central section. Progress in technology has been proven autoflouresensi endoscopy can detect precancerous lesions or cancerous lesions are located centrally. Changes found in bronchial mucosa at an early stage malignant lesions difficult to see with a conventional bronchoscope. It can be overcome with a bronchoscope autoflouresensi because it can detect carcinoma in situ lesions that may look normal with normal bronchoscope.
B. Diagnosis of Lung Cancer
Diagnostic procedures for lung cancer performed until a definite diagnosis is obtained (histologic type) and can be determined until the stage of disease can be thought modaliti appropriate therapy. Also to be considered public keadan patients (performance status) and financial capabilities.
Diagnostic procedure for cancer cells can be made from the simplest way to invasive action depended on condition of the patient. Options that include fine needle biopsy if there is a superficial mass, pleural puncture and biopsy if there is pleural effusion, bronchoscopy followed by rinsing, sweep, curettage, biopsy of the mass intrabronkus, etc. in an effort to get this type of histology.
Diagnostic procedures to determine the stage of disease, among others, the chest radiograph, thoracic CT scan and bronchoscopy until the suprarenal gland. The CT-scan (MRI) head and bone scan done if there were complaints (of indication) or patients who will be dissected.
Tumor markers are not performed to diagnose lung cancer, but only useful for evalausi outcomes.
In certain circumstances a diagnosis can not be upheld in spite of various diagnostic procedures, the exploration can be done Thoracotomy.
C. Histological Type of Lung Cancer
Types of Lung Cancer Cells are divided into two groups:
• small cell lung cancer (SCLC) Lung cancer types-small cell carcinoma (KPKSK) or small cell lung cancer (SCLC)
• non-small cell lung cancer (NSCLC), mencakup adenokarsinoma, karsinoma sel skuamosa, karsinoma sel besar (large cell ca) and karsinoma adenoskuamosa. Lung cancer types of non-small cell carcinoma (KPKBSK) or non-small cell lung cancer (NSCLC), including adenocarcinoma, squamous cell carcinoma, large cell carcinoma (large cell ca) and carcinoma adenoskuamosa. Although sometimes found in other species with a frequency that is very rare carcinoid etc. eg.
D. Lung Cancer Staging
Staging (penderajatan) for lung cancer based on tumor (T) and its spread to the lymph nodes (N) and other organs (M).
E. Stage of lung cancer, small cell carcinoma type (KPKSK)
consists of:
• Stage is limited (limited) if it only involves one side of lung (hemitoraks)
• Stage area (extensived) if it has been expanded from one hemitoraks or spread to other organs.
Disease Lung Cancer
Disusun untuk memenuhi tugas Bahasa Inggris
Pembimbing:
Mr FANANI
Oleh:
Kelompok I:
Abdul khahar
Ahmad fahri
Windy puspita
Siti saidah
Priyo dwisusilo
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES BAHRUL ‘ULUM TAMBAKBERAS
JOMBANG
2010
Infectious
Lung Cancer
CHAPTER I
INTRODUCTION
A. Background Problem
Approximately 90 percent of patients with lung cancer associated with smoking men. Expert explains, smoking has been proven as one of the main causes of lung cancer, clinical data indicated that about 90 percent of people with lung cancer 79 percent of men and women patients with similar diseases, all associated with smoking.
Experts said that during recent years, the number of patients with lung cancer increases a woman many, among them a number of female patients did not smoke, but from the last tracking the culprit is found that passive smoking and inhaling smoke too much oil in the kitchen. Experts warn, actively advocated not smoking can help people stay away from the threat of cancer killer topnotch.
A survey of 10 cities in China, the public is very aware of relationship between smoking and lung cancer. Approximately 90 percent of respondents think, smoking is one of the main reasons that cause major diseases of lung cancer, while about 50 percent of respondents said that, among smokers there is a lifetime 10-15 percent of people afflicted by lung cancer.
Selection of treatment method depends on large and small tumors, type, and the stage. Surgery, radiotherapy and chemotherapy, all these can be used for the treatment of lung cancer.
B. Problem formulation
Based on the above background, the problem can be formulated as follows:
a. How does the process of transmission of lung cancer?
b. How is the treatment?
C. Goal
In accordance with the above problems, the goal is achieved in this study are:
a. Describe the process of invasion of lung cancer in humans.
b. Describe how the treatment of lung cancer.
D. Benefit Research
This study has the following benefits.
a. For patients with lung cancer, this study can be used as an alternative to prevention of lung cancer.
b. For the development of medical technology, this research can be used as a basis for creating the drug eradication of lung cancer in an effective and side effect is not due to use of traditional medicines.
c. For extension workers, this study can be used as an ingredient in providing counseling to teenagers who like to smoke.
d. For researchers, this study can be used to study of the preliminary study to conduct the study continued.
CHAPTER II
BASIS THEORY
A. Pengerian Lung Cancer
Lung cancer is a dangerous tumor that grows in the lungs. Most lung cancers derived from cells in the lungs, but lung cancer can also come from cancer in other parts of the body that spreads to the lungs.
Lung cancer is the cancer most frequently occurs, both men and women. Lung cancer is the leading cause of cancer deaths.
More than 90% of lung cancer starts from bronchi (large airways into the lungs), cancer is called carcinoma bronkogenik, which consists of the following: squamous cell carcinoma, small cell carcinoma or wheat cell carcinoma, large cell carcinoma, and adenocarcinoma.
Malignancy in the hollow piston includes lung cancer, mediastinal tumors, metastatic tumors in the lung and malignant mesotelioma (kegasanan in the pleura). Most cases of thoracic cavity malignancy is lung cancer. Worldwide, lung cancer is the most important cause of mortality among deaths from malignant disease. Men are the group most cases though, the incidence in women tends to increase, it is related to lifestyle (smoking)
Lung cancer in a broad sense is all malignancies in the lung diseases, including malignancies originating from the lung itself (primary) and metastatic tumors in the lung. Metastatic tumor in the lung is a tumor that grows as a result of the spread (metastasis) of primary tumors of other organs. Definitions for primary lung cancer that is malignant tumor derived from bronchial epithelium. Although rarely found in primary lung cancer can not derived from bronchial epithelial tumors such as bronchial gland. Benign lung tumors that often is a hamartoma.
B Risk factors
• Male
• More than 40 years of age
• Smoker
• Live / work environment containing substances and pollution karasinogen
• Industry Exposure / Environment specific work
• Female nonsmokers
• History never get cancer, others / immediate family members who suffer from lung cancer
• Uberkulosis lungs (scar cancer), the figure is very small kejadiaannya
People who are included in the group or be exposed to the risk factors above and have the signs and symptoms of respiratory cough, shortness of breath, chest pain called high risk groups (GRT) then it should immediately be referred to a lung specialist.
IMPORTANT .!!!!!!
Particular attention should be given to patients who fall into risk groups with a diagnosis of pulmonary TB (pulmonary tuberculosis) and received anti-tuberculosis drug treatment (OAT). They must be evaluated rigorously. If the 1-month evaluation showed deterioration should first think about the direction the possibility of lung cancer and referred to a lung specialist. Especially that accompanied the complaint of persistent pain in the shoulder / arm / chest with "infiltrates" at the top of the lung, if the pain does not disappear within 1 - 2 weeks of treatment of lung cancer is very well directed immediately evaluated.
Signs and Symptoms
The main complaints:
• Cough with or without sputum (phlegm white, can also be purulent) more than 3 weeks
• Coughing blood
• Shortness of breath
• Hoarseness
• Persistent chest pain
• Difficult / pain swallowing
• Lump at the base of the neck
• Swollen face and neck, sometimes accompanied by swollen arm with great pain.
CHAPTER III
RESEARCH METHOD
A. Cancer Survey
A survey of 10 cities of China showed a general lack of attention to the early diagnosis of lung cancer. Although there are 71 per cent of respondents aware of a prolonged cough is a common symptom of lung cancer, when there was coughing constantly could not explain why, about 35 percent of respondents said no notice at all of these symptoms.
Experts warn, cough, shortness of breath, chest pain, decreased appetite and coughing up blood is a symptom of lung cancer. Lung cancer symptoms are not specific characteristics, but will lead to new vigilance after these symptoms had a protracted hold. Thus, the early symptoms of lung cancer patients in general ignored, so that once diagnosed with lung cancer was already at the middle and late stages, plus cell lung cancer is easy to attack the other organs and relapse, so that the survival rates overall lung cancer patients is not high. Level during the 5-year survival of lung cancer in the United States only about 15 percent, but the average level of similar patients in developing countries is only about 10 percent.
CHAPTER IV
RESEARCH RESULTS
A. The discovery of Lung Cancer
Early introduction of this disease is difficult if only based on complaints only. Usually a mild complaint occurred in those who are still in early stages ie stage I and II. Data in Indonesia and reports developed countries most cases of lung cancer when the disease has been diagnosed in advanced stage (stage III and IV).
Checks that can be done for the early recognition of this, besides the clinical examination is the examination of the chest radiograph and / or sputum cytologic examination. The picture of the chest radiograph can be found in the tumor with an uneven edge and even withdrawal of the pleura and chest wall bone destruction. Not infrequently found in description effusion so massive pleural tumors are not visible. Sputum cytology will give positive results if there are tumors or intrabronkus central section. Progress in technology has been proven autoflouresensi endoscopy can detect precancerous lesions or cancerous lesions are located centrally. Changes found in bronchial mucosa at an early stage malignant lesions difficult to see with a conventional bronchoscope. It can be overcome with a bronchoscope autoflouresensi because it can detect carcinoma in situ lesions that may look normal with normal bronchoscope.
B. Diagnosis of Lung Cancer
Diagnostic procedures for lung cancer performed until a definite diagnosis is obtained (histologic type) and can be determined until the stage of disease can be thought modaliti appropriate therapy. Also to be considered public keadan patients (performance status) and financial capabilities.
Diagnostic procedure for cancer cells can be made from the simplest way to invasive action depended on condition of the patient. Options that include fine needle biopsy if there is a superficial mass, pleural puncture and biopsy if there is pleural effusion, bronchoscopy followed by rinsing, sweep, curettage, biopsy of the mass intrabronkus, etc. in an effort to get this type of histology.
Diagnostic procedures to determine the stage of disease, among others, the chest radiograph, thoracic CT scan and bronchoscopy until the suprarenal gland. The CT-scan (MRI) head and bone scan done if there were complaints (of indication) or patients who will be dissected.
Tumor markers are not performed to diagnose lung cancer, but only useful for evalausi outcomes.
In certain circumstances a diagnosis can not be upheld in spite of various diagnostic procedures, the exploration can be done Thoracotomy.
C. Histological Type of Lung Cancer
Types of Lung Cancer Cells are divided into two groups:
• small cell lung cancer (SCLC) Lung cancer types-small cell carcinoma (KPKSK) or small cell lung cancer (SCLC)
• non-small cell lung cancer (NSCLC), mencakup adenokarsinoma, karsinoma sel skuamosa, karsinoma sel besar (large cell ca) and karsinoma adenoskuamosa. Lung cancer types of non-small cell carcinoma (KPKBSK) or non-small cell lung cancer (NSCLC), including adenocarcinoma, squamous cell carcinoma, large cell carcinoma (large cell ca) and carcinoma adenoskuamosa. Although sometimes found in other species with a frequency that is very rare carcinoid etc. eg.
D. Lung Cancer Staging
Staging (penderajatan) for lung cancer based on tumor (T) and its spread to the lymph nodes (N) and other organs (M).
E. Stage of lung cancer, small cell carcinoma type (KPKSK)
consists of:
• Stage is limited (limited) if it only involves one side of lung (hemitoraks)
• Stage area (extensived) if it has been expanded from one hemitoraks or spread to other organs.
PARASITOLOGI
RESUME PARASITOLOGI
BALANTIDIUM COLI
1. Definisi Balantidium coli (paramecium coli)
Balantidium coli adalah parasit jenis ciliate protozoan yang menyebabkan penyakit Balantidiasis. Ini adalah satu-satunya anggota dari divisi ciliate yang diketahui sebagai patogen ke manusia.
2. Sejarah
Pertama yang mempelajari Balantidiasis pada manusia dilakukan oleh Cassagrandi dan Barnagallo pada 1896. Namun, percobaan ini tidak berhasil menemukan pembuat infeksi dan tidak jelas apakah ia Balantidium coli atau bukan. Yang pertama kasus dari Balantidiasis di Filipina, di mana ia adalah yang paling umum, dilaporkan pada 1904. Saat ini,Balantidium coli didistribusikan di seluruh dunia, namun kurang dari 1% dari populasi manusia yang terinfeksi. Babi adalah reservoir utama dari parasit, dan infeksi manusia lebih sering terjadi di daerah-daerah di mana babi banyak berinteraksi dengan manusia. Ini termasuk tempat-tempat seperti Filipina, sebagaimana disebutkan sebelumnya, tetapi juga termasuk negaranegara seperti Bolivia dan Papua Nugini. Tetapi babi tidak satu-satunya hewan dimana parasit ditemukan. Jepang dalam sebuah kajian yang menganalisis fecal sampel di 56 spesies berhubungan dengan Hewan mamalia, Balantidium coli ditemukan tidak hanya dalam semua Babi liar diuji (dengan boars liar dan babi yang dianggap spesies yang sama), itu juga ditemukan dalam lima jenis spesies non manusia: simpanse (Pan troglodytes), Hylobates lar, Squirrelmonkey (Saimiri sciurea), Kudus yakis (Comopithecus hamadryas), dan Jepang macaque (Macaca fuscata). Dalam studi lainnya, adalah Balantidium coli juga ditemukan di spesies dari pesanan Rodentia dan Carnivora.
3. Distribusi geografis.
Parasit ini ditemukan di seluruh dunia yang beriklim subtropik dan tropik,
tetapi frekuensinya rendah. Di Indonesia parasit ini jarang di temukan pada manusia.
4. Hospes dan nama penyakit.
Hospes parasit ini adalah babi dan beberapa spesies kera yang hidup di daerah tropic. Tetapi parasit ini kadang-kadang di temukan pada manusia dan dapat menyebabkan balantidosis atau disentri balantidium.
5. Morfologi dan siklus hidup.
Balantidium coli adalah protozoa yang terbesar pada manusia. Dan mempunyai 2 bentuk yaitu bentuk vegetatif dan bentuk kista, bentuk vegetatif adalah lonjong, besarnya 60-70 mikron. Pada bagian anterior terdapat sitostom yang berfungsi sebagai mulut. Di bagian posteriordi temukan sitopig (cytopyge) berfungsi untuk mengeluarkan zat-zat yang tidak di perlukan lagi. Pada seluruh tubuh terdapat bulu getar (silium) yang tersusun dalam baris longitudinal. Fungsi bulu getar adalah untuk bergerak dan mengambil makanan. Di sitoplasma terdapat 2 inti yaitu satu makronukleus besar yang berbentuk seperti ginjal dan satu mikronukleus kecil yang bulat. Selain inti juga ada 1-2 buah vakuol kontraktil dan banyak vakuol makanan. Bentuk vegetatif selain bentuk yang masih makan juga berfungsi untuk berkembangbiak dengan cara belah pasang transversal. Bentuk kista, berukuran kira-kira 60 mikron, lonjong dan berdinding. Dan hanya mempunyai makronukleus. Bentuk kista tidak untuk berkembangbiak fungsinya hanya untuk bertahan. Kista dalam tinja dapat hidup 1-2 hari pada suhu kamar. Parasit ini hidup dalam di selaput lendir usus besar terutama di daerah sekum, merupakan bentuk infektif. Bila tertelan terjadi eksistasi di usus halus, dari satu kista keluar satu bentuk vegetatif yang segera berkembangbiak membentuk koloni di selaput lendir usus besar. Bentuk kista dan bentuk vegetatif keluar bersama tinja hospes. Infeksi terjadi bila bentuk kista tertelan.
6. Patologi dan gejala klinis.
Penyakit yang di timbulkan hampir sama dengan penyakit yang di timbulkan oleh Entamoeba histolytica. Di selaput lendir usus besar, bentuk vegetatif membentuk abses-abses kecil yang kemudian pecah menjadi ulkus. Penyakit dapat berlangsung akut dengan ulkus yang merata pada selaput lendir usus besar. Pada kasus berat ulkus dapat menjadi gangren yang berakibat fatal. Penyakit dapat menjadi menahun dengan diare yang diselingi konstipasi,sakit perut,tidak nafsu makan,muntah dan kakeksia (cachexia).Infeksi ringan tanpa gejala. Balantidium coli kadang-kadang dapat menimbulkan infeksi ekstraintestinal, misalnya dapat menyebabkan peritonitis,uretriris.
7. Diagnosa.
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan bentuk vegetatif dalam tinja encer atau bentuk kista dalam tinja padat.
8. Pengobatan.
Dengan tetrasiklin 4 x 500 mgr/hari selama 10 hari, atau iodokuinol 3 x 650 mgr/hari. Obat pilihan adalah metronidazol 3x 750 mgr/hari.
9. Pencegahan.
Meningkatkan sanitasi lingkungan dan hygiene pribadi khususnya kebersihan makanan dan minuman.
BALANTIDIUM COLI
1. Definisi Balantidium coli (paramecium coli)
Balantidium coli adalah parasit jenis ciliate protozoan yang menyebabkan penyakit Balantidiasis. Ini adalah satu-satunya anggota dari divisi ciliate yang diketahui sebagai patogen ke manusia.
2. Sejarah
Pertama yang mempelajari Balantidiasis pada manusia dilakukan oleh Cassagrandi dan Barnagallo pada 1896. Namun, percobaan ini tidak berhasil menemukan pembuat infeksi dan tidak jelas apakah ia Balantidium coli atau bukan. Yang pertama kasus dari Balantidiasis di Filipina, di mana ia adalah yang paling umum, dilaporkan pada 1904. Saat ini,Balantidium coli didistribusikan di seluruh dunia, namun kurang dari 1% dari populasi manusia yang terinfeksi. Babi adalah reservoir utama dari parasit, dan infeksi manusia lebih sering terjadi di daerah-daerah di mana babi banyak berinteraksi dengan manusia. Ini termasuk tempat-tempat seperti Filipina, sebagaimana disebutkan sebelumnya, tetapi juga termasuk negaranegara seperti Bolivia dan Papua Nugini. Tetapi babi tidak satu-satunya hewan dimana parasit ditemukan. Jepang dalam sebuah kajian yang menganalisis fecal sampel di 56 spesies berhubungan dengan Hewan mamalia, Balantidium coli ditemukan tidak hanya dalam semua Babi liar diuji (dengan boars liar dan babi yang dianggap spesies yang sama), itu juga ditemukan dalam lima jenis spesies non manusia: simpanse (Pan troglodytes), Hylobates lar, Squirrelmonkey (Saimiri sciurea), Kudus yakis (Comopithecus hamadryas), dan Jepang macaque (Macaca fuscata). Dalam studi lainnya, adalah Balantidium coli juga ditemukan di spesies dari pesanan Rodentia dan Carnivora.
3. Distribusi geografis.
Parasit ini ditemukan di seluruh dunia yang beriklim subtropik dan tropik,
tetapi frekuensinya rendah. Di Indonesia parasit ini jarang di temukan pada manusia.
4. Hospes dan nama penyakit.
Hospes parasit ini adalah babi dan beberapa spesies kera yang hidup di daerah tropic. Tetapi parasit ini kadang-kadang di temukan pada manusia dan dapat menyebabkan balantidosis atau disentri balantidium.
5. Morfologi dan siklus hidup.
Balantidium coli adalah protozoa yang terbesar pada manusia. Dan mempunyai 2 bentuk yaitu bentuk vegetatif dan bentuk kista, bentuk vegetatif adalah lonjong, besarnya 60-70 mikron. Pada bagian anterior terdapat sitostom yang berfungsi sebagai mulut. Di bagian posteriordi temukan sitopig (cytopyge) berfungsi untuk mengeluarkan zat-zat yang tidak di perlukan lagi. Pada seluruh tubuh terdapat bulu getar (silium) yang tersusun dalam baris longitudinal. Fungsi bulu getar adalah untuk bergerak dan mengambil makanan. Di sitoplasma terdapat 2 inti yaitu satu makronukleus besar yang berbentuk seperti ginjal dan satu mikronukleus kecil yang bulat. Selain inti juga ada 1-2 buah vakuol kontraktil dan banyak vakuol makanan. Bentuk vegetatif selain bentuk yang masih makan juga berfungsi untuk berkembangbiak dengan cara belah pasang transversal. Bentuk kista, berukuran kira-kira 60 mikron, lonjong dan berdinding. Dan hanya mempunyai makronukleus. Bentuk kista tidak untuk berkembangbiak fungsinya hanya untuk bertahan. Kista dalam tinja dapat hidup 1-2 hari pada suhu kamar. Parasit ini hidup dalam di selaput lendir usus besar terutama di daerah sekum, merupakan bentuk infektif. Bila tertelan terjadi eksistasi di usus halus, dari satu kista keluar satu bentuk vegetatif yang segera berkembangbiak membentuk koloni di selaput lendir usus besar. Bentuk kista dan bentuk vegetatif keluar bersama tinja hospes. Infeksi terjadi bila bentuk kista tertelan.
6. Patologi dan gejala klinis.
Penyakit yang di timbulkan hampir sama dengan penyakit yang di timbulkan oleh Entamoeba histolytica. Di selaput lendir usus besar, bentuk vegetatif membentuk abses-abses kecil yang kemudian pecah menjadi ulkus. Penyakit dapat berlangsung akut dengan ulkus yang merata pada selaput lendir usus besar. Pada kasus berat ulkus dapat menjadi gangren yang berakibat fatal. Penyakit dapat menjadi menahun dengan diare yang diselingi konstipasi,sakit perut,tidak nafsu makan,muntah dan kakeksia (cachexia).Infeksi ringan tanpa gejala. Balantidium coli kadang-kadang dapat menimbulkan infeksi ekstraintestinal, misalnya dapat menyebabkan peritonitis,uretriris.
7. Diagnosa.
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan bentuk vegetatif dalam tinja encer atau bentuk kista dalam tinja padat.
8. Pengobatan.
Dengan tetrasiklin 4 x 500 mgr/hari selama 10 hari, atau iodokuinol 3 x 650 mgr/hari. Obat pilihan adalah metronidazol 3x 750 mgr/hari.
9. Pencegahan.
Meningkatkan sanitasi lingkungan dan hygiene pribadi khususnya kebersihan makanan dan minuman.
Jumat, 14 Mei 2010
PATOBIOLOGI
MAKALAH PATOBIOLOGI
ATEROSKLEROSI
Disusun untuk memenuhi tugas patobiologi
Pembimbing:
Ika Puspita Sari, S.Kep.,Ns
Oleh:
Windy Puspita S.
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES BAHRUL ‘ULUM TAMBAK BERAS
JOMBANG
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas ridho dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah patobiologi dengan judul ”Aterosklerosis”. Pengetahuan dasar patobiologi ini mutlak diperlukan oleh mahasiswa termasuk keperawatan. Dengan pengetahuan dasar ini diharapkan mahasiswa memiliki bekal dasar dalam menyebarkan perkembangan ilmu pengetahuan tegnologi.
Kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah ikut membantu dan mendukung atas terselesainya makalah ini yaitu dosen pembimbing dan kawan-kawan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Jombang,11 Maret 2010
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN]
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Aterosklerosis 5
2.1.1 Pengertian Ateroklerosis 5
2.1.2 Penyebab Ateroklerosis 5
2.1.3 Gejala Ateroklerosis 7
2.1.4 Diagnosa..... 8
2.1.5 Pengobatan 8
2.1.6 Pencegahan 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 11
3.2 Saran 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aterosklerosis merupakan penyakit yg bisa terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, dan organ vital lainnya.Untuk lebih jelasnya didalam makalah ini akan dijelaskan mengenai pengertian dan pembahasannya lebih lanjut.
1.2 Tujuan
1. Agar pembaca dapat mengerti dan tahu mengenai Penyakit Ateroklerosis seperti gejala,dan cara pengobatannya.
2. Agar pembaca bisa mengetahui dampaknya penyakit Ateroklerosis bagi kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Aterosklerosis (Atherosclerosis)
2.1.1 DEFINISI Aterosklerosis (Atherosclerosis)
Merupakan istilah umum untuk beberapa penyakit, dimana dinding arteri menjadi lebih tebal dan kurang lentur.
Penyakit yang paling penting dan paling sering ditemukan adalah aterosklerosis, dimana bahan lemak terkumpul dibawah lapisan sebelah dalam dari dinding arteri.
Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, organ vital lainnya dan lengan serta tungkai.
Jika aterosklerosis terjadi di dalam arteri yang menuju ke otak (arteri karotid), maka bisa terjadi stroke. Jika terjadi di dalam arteri yang menuju ke jantung (arteri koroner), bisa terjadi serangan jantung.
2.1.2 PENYEBAB
Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit, pindah dari aliran darah ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang mengumpulkan bahan-bahan lemak.
Pada saatnya, monosit yang terisi lemak ini akan terkumpul, menyebabkan bercak penebalan di lapisan dalam arteri.
Setiap daerah penebalan (yang disebut plak aterosklerotik atau ateroma) yang terisi dengan bahan lembut seperti keju, mengandung sejumlah bahan lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat.
Ateroma bisa tersebar di dalam arteri sedang dan arteri besar, tetapi biasanya mereka terbentuk di daerah percabangan, mungkin karena turbulensi di daerah ini menyebabkan cedera pada dinding arteri, sehingga disini lebih mudah terbentuk ateroma.
Arteri yang terkena aterosklerosis akan kehilangan kelenturannya dan karena ateroma terus tumbuh, maka arteri akan menyempit. Lama-lama ateroma mengumpulkan endapan kalsium, sehingga menjadi rapuh dan bisa pecah.
Darah bisa masuk ke dalam ateroma yang pecah, sehingga ateroma menjadi lebih besar dan lebih mempersempit arteri.
Ateroma yang pecah juga bisa menumpahkan kandungan lemaknya dan memicu pembentukan bekuan darah (trombus). Selanjutnya bekuan ini akan mempersempit bahkan menyumbat arteri, atau bekuan akan terlepas dan mengalir bersama aliran darah dan menyebabkan sumbatan di tempat lain (emboli).
Resiko terjadinya aterosklerosis meningkat pada:
• Tekanan darah tinggi
• Kadar kolesterol tinggi
• Perokok
• Diabetes (kencing manis)
• Kegemukan (obesitas)
• Malas berolah raga
• Usia lanjut.
Pria memiliki resiko lebih tinggi daripada wanita.Penderita penyakit keturunan homosistinuria memiliki ateroma yang meluas, terutama pada usia muda. Penyakit ini mengenai banyak arteri tetapi tidak selalu mengenai arteri koroner (arteri yang menuju ke jantung).
Sebaliknya, pada penyakit keturunan hiperkolesterolemia familial, kadar kolesterol yang sangat tinggi menyebabkan terbentuknya ateroma yang lebih banyak di dalam arteri koroner dibandingkan arteri lainnya.
2.1.3GEJALA
Sebelum terjadinya penyempitan arteri atau penyumbatan mendadak, aterosklerosis
biasanya tidak menimbulkan gejala.
Gejalanya tergantung dari lokasi terbentuknya, sehingga bisa berupa gejala jantung, otak, tungkai atau tempat lainnya.
Jika aterosklerosis menyebabkan penyempitan arteri yang sangat berat, maka bagian tubuh yang diperdarahinya tidak akan mendapatkan darah dalam jumlah yang memadai, yang mengangkut oksigen ke jaringan.
Gejala awal dari penyempitan arteri bisa berupa nyeri atau kram yang terjadi pada saat aliran darah tidak dapat mencukupi kebutuhan akan oksigen. Contohnya, selama berolah raga, seseorang dapat merasakan nyeri dada (angina) karena aliran oksigen ke jantung berkurang; atau ketika berjalan, seseorang merasakan kram di tungkainya (klaudikasio interminten) karena aliran oksigen ke tungkai berkurang.
Yang khas adalah bahwa gejala-gejala tersebut timbul secara perlahan, sejalan dengan terjadinya penyempitan arteri oleh ateroma yang juga berlangsung secara perlahan. Tetapi jika penyumbatan terjadi secara tiba-tiba (misalnya jika sebuah bekuan menyumbat arteri), maka gejalanya akan timbul secara mendadak.
2.1.4DIAGNOSA
Sebelum terjadinya komplikasi, aterosklerosis mungkin tidak akan terdiagnosis.
Sebelum terjadinya komplikasi, terdengarnya bruit (suara meniup) pada pemeriksaan dengan stetoskop bisa merupakan petunjuk dari aterosklerosis.
Denyut nadi pada daerah yang terkena bisa berkurang.
Pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis aterosklerosis:
• ABI (ankle-brachial index), dilakukan pengukuran tekanan darah di pergelangan kaki dan lengan
• Pemeriksaan Doppler di daerah yang terkena
• Skening ultrasonik Duplex
• CT scan di daerah yang terkena
• Arteriografi resonansi magnetik
• Arteriografi di daerah yang terkena
• IVUS (intravascular ultrasound).
2.1.5PENGOBATAN
Bisa diberikan obat-obatan untuk menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam darah (contohnya Kolestiramin, kolestipol, asam nikotinat, gemfibrozil, probukol, lovastatin).
Aspirin, ticlopidine dan clopidogrel atau anti-koagulan bisa diberikan untuk mengurangi resiko terbentuknya bekuan darah.
Angioplasti balon dilakukan untuk meratakan plak dan meningkatkan aliran darah yang melalui endapan lemak.
Enarterektomi merupakan suatu pembedahan untuk mengangkat endapan.
Pembedahan bypass merupakan prosedur yang sangat invasif, dimana arteri atau vena yang normal dari penderita digunakan untuk membuat jembatan guna menghindari arteri yang tersumbat.
2.1.6 PENCEGAHAN
Untuk membantu mencegah aterosklerosis yang harus dihilangkan adalah faktor-faktor resikonya.
Jadi tergantung kepada faktor resiko yang dimilikinya, seseorang hendaknya:
• Menurunkan kadar kolesterol darah
• Menurunkan tekanan darah
• Berhenti merokok
• Menurunkan berat badan
• Berolah raga secara teratur.
Pada orang-orang yang sebelumnya telah memiliki resiko tinggi untuk menderita penyakit jantung, merokok sangatlah berbahaya karena:
- merokok bisa mengurangi kadar kolesterol baik (kolesterol HDL) dan meningkatkan kadar kolesterol jahat (kolesterol LDL)
- merokok menyebabkan bertambahnya kadar karbon monoksida di dalam darah, sehingga meningkatkan resiko terjadinya cedera pada lapisan dinding arteri
- merokok akan mempersempit arteri yang sebelumnya telah menyempit karena aterosklerosis, sehingga mengurangi jumlah darah yang sampai ke jaringan
- merokok meningkatkan kecenderungan darah untuk membentuk bekuan, sehingga meningkatkan resiko terjadinya penyakit arteri perifer, penyakit arteri koroner, stroke dan penyumbatan suatu arteri cangkokan setelah pembedahan.
Resiko seorang perokok untuk menderita penyakit arteri koroner secara langsung berhubungan dengan jumlah rokok yang dihisap setiap harinya. Orang yang berhenti merokok hanya memiliki resiko separuh dari orang yang terus merokok, tanpa
menghiraukan berapa lama mereka sudah merokok sebelumnya.
Berhenti merokok juga mengurangi resiko kematian setelah pembedahan bypass arteri koroner atau setelah serangan jantung. Selain itu, berhenti merokok juga mengurangi penyakit dan resiko kematian pada seseorang yang memiliki aterosklerosis pada arteri selain arteri yang menuju ke jantung dan otak.
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Secara sederhana dapat diartikan bahwa Aterosklerosis (Atherosclerosis) merupakan istilah umum untuk beberapa penyakit, dimana dinding arteri menjadi lebih tebal dan kurang lentur. Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit, pindah dari aliran darah ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang mengumpulkan bahan-bahan lemak. Gejalanya tergantung dari lokasi terbentuknya, sehingga bisa berupa gejala jantung, otak, tungkai atau tempat lainnya. Sebelum terjadinya komplikasi, aterosklerosis mungkin tidak akan terdiagnosis.
Sebelum terjadinya komplikasi, terdengarnya bruit (suara meniup) pada pemeriksaan dengan stetoskop bisa merupakan petunjuk dari aterosklerosis.
3.2saran
Di dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, baik dari segi bahasa, kata-kata, maupun penjelasan, maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca,yang sifatnya membangun dan dapat dijadikan bahan untuk lebih baik dari sebelumnya.
.
DAFTAR PUSTAKA
Internet : http:/medicastore.com/penyakit/137/aterosklerosis_atherosklerosis.html
Browsing 1: 11 Maret 2010 Jam: 12.54 – 14.20
www.medicastore.com
Apotik.medicastore.com
Browsing 2: 15 Maret 2010 Jam 12.40 -13.40
ATEROSKLEROSI
Disusun untuk memenuhi tugas patobiologi
Pembimbing:
Ika Puspita Sari, S.Kep.,Ns
Oleh:
Windy Puspita S.
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES BAHRUL ‘ULUM TAMBAK BERAS
JOMBANG
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas ridho dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah patobiologi dengan judul ”Aterosklerosis”. Pengetahuan dasar patobiologi ini mutlak diperlukan oleh mahasiswa termasuk keperawatan. Dengan pengetahuan dasar ini diharapkan mahasiswa memiliki bekal dasar dalam menyebarkan perkembangan ilmu pengetahuan tegnologi.
Kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah ikut membantu dan mendukung atas terselesainya makalah ini yaitu dosen pembimbing dan kawan-kawan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Jombang,11 Maret 2010
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN]
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Aterosklerosis 5
2.1.1 Pengertian Ateroklerosis 5
2.1.2 Penyebab Ateroklerosis 5
2.1.3 Gejala Ateroklerosis 7
2.1.4 Diagnosa..... 8
2.1.5 Pengobatan 8
2.1.6 Pencegahan 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 11
3.2 Saran 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aterosklerosis merupakan penyakit yg bisa terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, dan organ vital lainnya.Untuk lebih jelasnya didalam makalah ini akan dijelaskan mengenai pengertian dan pembahasannya lebih lanjut.
1.2 Tujuan
1. Agar pembaca dapat mengerti dan tahu mengenai Penyakit Ateroklerosis seperti gejala,dan cara pengobatannya.
2. Agar pembaca bisa mengetahui dampaknya penyakit Ateroklerosis bagi kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Aterosklerosis (Atherosclerosis)
2.1.1 DEFINISI Aterosklerosis (Atherosclerosis)
Merupakan istilah umum untuk beberapa penyakit, dimana dinding arteri menjadi lebih tebal dan kurang lentur.
Penyakit yang paling penting dan paling sering ditemukan adalah aterosklerosis, dimana bahan lemak terkumpul dibawah lapisan sebelah dalam dari dinding arteri.
Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, organ vital lainnya dan lengan serta tungkai.
Jika aterosklerosis terjadi di dalam arteri yang menuju ke otak (arteri karotid), maka bisa terjadi stroke. Jika terjadi di dalam arteri yang menuju ke jantung (arteri koroner), bisa terjadi serangan jantung.
2.1.2 PENYEBAB
Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit, pindah dari aliran darah ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang mengumpulkan bahan-bahan lemak.
Pada saatnya, monosit yang terisi lemak ini akan terkumpul, menyebabkan bercak penebalan di lapisan dalam arteri.
Setiap daerah penebalan (yang disebut plak aterosklerotik atau ateroma) yang terisi dengan bahan lembut seperti keju, mengandung sejumlah bahan lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat.
Ateroma bisa tersebar di dalam arteri sedang dan arteri besar, tetapi biasanya mereka terbentuk di daerah percabangan, mungkin karena turbulensi di daerah ini menyebabkan cedera pada dinding arteri, sehingga disini lebih mudah terbentuk ateroma.
Arteri yang terkena aterosklerosis akan kehilangan kelenturannya dan karena ateroma terus tumbuh, maka arteri akan menyempit. Lama-lama ateroma mengumpulkan endapan kalsium, sehingga menjadi rapuh dan bisa pecah.
Darah bisa masuk ke dalam ateroma yang pecah, sehingga ateroma menjadi lebih besar dan lebih mempersempit arteri.
Ateroma yang pecah juga bisa menumpahkan kandungan lemaknya dan memicu pembentukan bekuan darah (trombus). Selanjutnya bekuan ini akan mempersempit bahkan menyumbat arteri, atau bekuan akan terlepas dan mengalir bersama aliran darah dan menyebabkan sumbatan di tempat lain (emboli).
Resiko terjadinya aterosklerosis meningkat pada:
• Tekanan darah tinggi
• Kadar kolesterol tinggi
• Perokok
• Diabetes (kencing manis)
• Kegemukan (obesitas)
• Malas berolah raga
• Usia lanjut.
Pria memiliki resiko lebih tinggi daripada wanita.Penderita penyakit keturunan homosistinuria memiliki ateroma yang meluas, terutama pada usia muda. Penyakit ini mengenai banyak arteri tetapi tidak selalu mengenai arteri koroner (arteri yang menuju ke jantung).
Sebaliknya, pada penyakit keturunan hiperkolesterolemia familial, kadar kolesterol yang sangat tinggi menyebabkan terbentuknya ateroma yang lebih banyak di dalam arteri koroner dibandingkan arteri lainnya.
2.1.3GEJALA
Sebelum terjadinya penyempitan arteri atau penyumbatan mendadak, aterosklerosis
biasanya tidak menimbulkan gejala.
Gejalanya tergantung dari lokasi terbentuknya, sehingga bisa berupa gejala jantung, otak, tungkai atau tempat lainnya.
Jika aterosklerosis menyebabkan penyempitan arteri yang sangat berat, maka bagian tubuh yang diperdarahinya tidak akan mendapatkan darah dalam jumlah yang memadai, yang mengangkut oksigen ke jaringan.
Gejala awal dari penyempitan arteri bisa berupa nyeri atau kram yang terjadi pada saat aliran darah tidak dapat mencukupi kebutuhan akan oksigen. Contohnya, selama berolah raga, seseorang dapat merasakan nyeri dada (angina) karena aliran oksigen ke jantung berkurang; atau ketika berjalan, seseorang merasakan kram di tungkainya (klaudikasio interminten) karena aliran oksigen ke tungkai berkurang.
Yang khas adalah bahwa gejala-gejala tersebut timbul secara perlahan, sejalan dengan terjadinya penyempitan arteri oleh ateroma yang juga berlangsung secara perlahan. Tetapi jika penyumbatan terjadi secara tiba-tiba (misalnya jika sebuah bekuan menyumbat arteri), maka gejalanya akan timbul secara mendadak.
2.1.4DIAGNOSA
Sebelum terjadinya komplikasi, aterosklerosis mungkin tidak akan terdiagnosis.
Sebelum terjadinya komplikasi, terdengarnya bruit (suara meniup) pada pemeriksaan dengan stetoskop bisa merupakan petunjuk dari aterosklerosis.
Denyut nadi pada daerah yang terkena bisa berkurang.
Pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis aterosklerosis:
• ABI (ankle-brachial index), dilakukan pengukuran tekanan darah di pergelangan kaki dan lengan
• Pemeriksaan Doppler di daerah yang terkena
• Skening ultrasonik Duplex
• CT scan di daerah yang terkena
• Arteriografi resonansi magnetik
• Arteriografi di daerah yang terkena
• IVUS (intravascular ultrasound).
2.1.5PENGOBATAN
Bisa diberikan obat-obatan untuk menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam darah (contohnya Kolestiramin, kolestipol, asam nikotinat, gemfibrozil, probukol, lovastatin).
Aspirin, ticlopidine dan clopidogrel atau anti-koagulan bisa diberikan untuk mengurangi resiko terbentuknya bekuan darah.
Angioplasti balon dilakukan untuk meratakan plak dan meningkatkan aliran darah yang melalui endapan lemak.
Enarterektomi merupakan suatu pembedahan untuk mengangkat endapan.
Pembedahan bypass merupakan prosedur yang sangat invasif, dimana arteri atau vena yang normal dari penderita digunakan untuk membuat jembatan guna menghindari arteri yang tersumbat.
2.1.6 PENCEGAHAN
Untuk membantu mencegah aterosklerosis yang harus dihilangkan adalah faktor-faktor resikonya.
Jadi tergantung kepada faktor resiko yang dimilikinya, seseorang hendaknya:
• Menurunkan kadar kolesterol darah
• Menurunkan tekanan darah
• Berhenti merokok
• Menurunkan berat badan
• Berolah raga secara teratur.
Pada orang-orang yang sebelumnya telah memiliki resiko tinggi untuk menderita penyakit jantung, merokok sangatlah berbahaya karena:
- merokok bisa mengurangi kadar kolesterol baik (kolesterol HDL) dan meningkatkan kadar kolesterol jahat (kolesterol LDL)
- merokok menyebabkan bertambahnya kadar karbon monoksida di dalam darah, sehingga meningkatkan resiko terjadinya cedera pada lapisan dinding arteri
- merokok akan mempersempit arteri yang sebelumnya telah menyempit karena aterosklerosis, sehingga mengurangi jumlah darah yang sampai ke jaringan
- merokok meningkatkan kecenderungan darah untuk membentuk bekuan, sehingga meningkatkan resiko terjadinya penyakit arteri perifer, penyakit arteri koroner, stroke dan penyumbatan suatu arteri cangkokan setelah pembedahan.
Resiko seorang perokok untuk menderita penyakit arteri koroner secara langsung berhubungan dengan jumlah rokok yang dihisap setiap harinya. Orang yang berhenti merokok hanya memiliki resiko separuh dari orang yang terus merokok, tanpa
menghiraukan berapa lama mereka sudah merokok sebelumnya.
Berhenti merokok juga mengurangi resiko kematian setelah pembedahan bypass arteri koroner atau setelah serangan jantung. Selain itu, berhenti merokok juga mengurangi penyakit dan resiko kematian pada seseorang yang memiliki aterosklerosis pada arteri selain arteri yang menuju ke jantung dan otak.
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Secara sederhana dapat diartikan bahwa Aterosklerosis (Atherosclerosis) merupakan istilah umum untuk beberapa penyakit, dimana dinding arteri menjadi lebih tebal dan kurang lentur. Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit, pindah dari aliran darah ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang mengumpulkan bahan-bahan lemak. Gejalanya tergantung dari lokasi terbentuknya, sehingga bisa berupa gejala jantung, otak, tungkai atau tempat lainnya. Sebelum terjadinya komplikasi, aterosklerosis mungkin tidak akan terdiagnosis.
Sebelum terjadinya komplikasi, terdengarnya bruit (suara meniup) pada pemeriksaan dengan stetoskop bisa merupakan petunjuk dari aterosklerosis.
3.2saran
Di dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, baik dari segi bahasa, kata-kata, maupun penjelasan, maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca,yang sifatnya membangun dan dapat dijadikan bahan untuk lebih baik dari sebelumnya.
.
DAFTAR PUSTAKA
Internet : http:/medicastore.com/penyakit/137/aterosklerosis_atherosklerosis.html
Browsing 1: 11 Maret 2010 Jam: 12.54 – 14.20
www.medicastore.com
Apotik.medicastore.com
Browsing 2: 15 Maret 2010 Jam 12.40 -13.40
BIOENERGITIKA
APA ITU ENERGI
• Energi : adalah kemampuan untuk melakukan kerja (usaha)
• Energi terdiri 2 macam:
– Energi Kinetik adalah energi yg berhubungan dengan gerak molekul
– Energi Potensial adalah energi selain energi kinetik (berhubungan dengan gravitasi)
APA ITU KALOR
• Kalor: adalah energi yang berpindah dari sistem ke lingkungan dan sebaliknya
• Kalor adalah bentuk energi perubahan
• Sistem tidak mempunyai energi dalam bentuk kalor
• Satuan kalor: kalori (kal) = 4,184 joule (j)
HUKUM 1 TERMODINAMIKA
(AZAS KEKEKALAN ENERGI)
• “Energi dapat dirubah tetapi tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan”
• DE = q +w
• DE = perubahan energi dalam
• q = jumlah kalor yang diserap/dikeluarkan
• w = jumlah kerja yang diterima/dilakukan sistem
APA ITU ELTALPI
• Entalpi (H): kalor reaksi yang berlangsung pada volume tetap
• Yang dapat diukur adalah perubahan entalpi (DH)
• DH = q reaksi = (Hp – Hr)
MACAM REAKSI
• Reaksi Eksoterm: reaksi dimana kalor mengalir dari sistem ke lingkungan
• DH = q reaksi = (Hp – Hr) >0
• A + B → AB + q
• Reaksi Endoterm: reaksi dimana kalor mengalir dari lingkungan ke sistem
• DH = q reaksi = (Hp – Hr) <0
• A + B + q → AB
APA ITU METABOLISME
• Metabolisme adalah proses pemecahan atau pembentukan suatu zat dalam tubuh
• Proses pemecahan suatu zat kompleks menjadi zat sederhana disebut : Katabolisme (Reaksi Eksergonik)
• Proses pembentukan/sintesa suatu zat sederhana dari zat kompleks disebut: Anabolisme (Reaksi Endergonik)
CONTOH REAKSI EKSERGONIK
• Glikolisis: adalah proses perubahan Glukose → Asetil coA + ATP
• Siklus Kreb: adalah proses perubahan Asetil coA → H + ATP
• Fosforilasi Oksidatif: hádala proses pereaksiaan antara H + O → H2O + energi, dan energi yang terbentuk digunakan untuk mengubah ADP menjadi ATP
CONTOH REAKSI ENDERGONIK
• Sintesa: protein, enzim, hormon, antibodi
• Kontaksi otot: gerak, nafas, jantung
• Eksitasi saraf: berpikir
• Transport aktif: pompa Na-K, reabsorpsi tubulus nefron
KOMPONEN ATP
Terdiri 3 komponen: Adenin, Ribose dan trifosfat
PERUBAHAN ATP
• ATP → ADP + 8000 Kal
• ADP → AMP + 8000 Kal
• AMP + 8000 Kal → ADP
• ADP + 8000 Kal → ATP
PEMBENTUKAN ATP
• ATP dibuat dengan mereaksikan antara H (dari makanan) dan O2 (dari nafas) di mitokondria dalam reaksi fosforilasi oksidatif
• Reaksi antara H dan O2 diawali dengan Rantai Respirasi: yaitu reaksi transfer H dari satu carier ke carier lainnya, dengan menggunakan enzim dehidrogenase dan oksidase
APA ITU PENCERNAKAN
• Pencernakan: proses perubahan makanan dari bentuk komplek menjadi bentuk sederhana, sehingga dapat diabsorpsi usus halus
• Karbohidrat menjadi monosakarida (glukose)
• Lemak menjadi asam lemak
• Protein menjadi asam amino
REFERENSI;
1. Harper, Rodwell, Mayes, 1977, Review of Physiological Chemistry
2. Colby, 1992, Ringkasan Biokimia Harper, Alih Bahasa: Adji Dharma, Jakarta, EGC
3. Wirahadikusumah, 1985, Metabolisme Energi, Karbohidrat dan Lipid, Bandung, ITB
4. Harjasasmita, 1996, Ikhtisar Biokimia dasar B, Jakarta, FKUI
5. Toha, 2001, Biokimia, Metabolisme Biomolekul, Bandung, Alfabeta
• Energi : adalah kemampuan untuk melakukan kerja (usaha)
• Energi terdiri 2 macam:
– Energi Kinetik adalah energi yg berhubungan dengan gerak molekul
– Energi Potensial adalah energi selain energi kinetik (berhubungan dengan gravitasi)
APA ITU KALOR
• Kalor: adalah energi yang berpindah dari sistem ke lingkungan dan sebaliknya
• Kalor adalah bentuk energi perubahan
• Sistem tidak mempunyai energi dalam bentuk kalor
• Satuan kalor: kalori (kal) = 4,184 joule (j)
HUKUM 1 TERMODINAMIKA
(AZAS KEKEKALAN ENERGI)
• “Energi dapat dirubah tetapi tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan”
• DE = q +w
• DE = perubahan energi dalam
• q = jumlah kalor yang diserap/dikeluarkan
• w = jumlah kerja yang diterima/dilakukan sistem
APA ITU ELTALPI
• Entalpi (H): kalor reaksi yang berlangsung pada volume tetap
• Yang dapat diukur adalah perubahan entalpi (DH)
• DH = q reaksi = (Hp – Hr)
MACAM REAKSI
• Reaksi Eksoterm: reaksi dimana kalor mengalir dari sistem ke lingkungan
• DH = q reaksi = (Hp – Hr) >0
• A + B → AB + q
• Reaksi Endoterm: reaksi dimana kalor mengalir dari lingkungan ke sistem
• DH = q reaksi = (Hp – Hr) <0
• A + B + q → AB
APA ITU METABOLISME
• Metabolisme adalah proses pemecahan atau pembentukan suatu zat dalam tubuh
• Proses pemecahan suatu zat kompleks menjadi zat sederhana disebut : Katabolisme (Reaksi Eksergonik)
• Proses pembentukan/sintesa suatu zat sederhana dari zat kompleks disebut: Anabolisme (Reaksi Endergonik)
CONTOH REAKSI EKSERGONIK
• Glikolisis: adalah proses perubahan Glukose → Asetil coA + ATP
• Siklus Kreb: adalah proses perubahan Asetil coA → H + ATP
• Fosforilasi Oksidatif: hádala proses pereaksiaan antara H + O → H2O + energi, dan energi yang terbentuk digunakan untuk mengubah ADP menjadi ATP
CONTOH REAKSI ENDERGONIK
• Sintesa: protein, enzim, hormon, antibodi
• Kontaksi otot: gerak, nafas, jantung
• Eksitasi saraf: berpikir
• Transport aktif: pompa Na-K, reabsorpsi tubulus nefron
KOMPONEN ATP
Terdiri 3 komponen: Adenin, Ribose dan trifosfat
PERUBAHAN ATP
• ATP → ADP + 8000 Kal
• ADP → AMP + 8000 Kal
• AMP + 8000 Kal → ADP
• ADP + 8000 Kal → ATP
PEMBENTUKAN ATP
• ATP dibuat dengan mereaksikan antara H (dari makanan) dan O2 (dari nafas) di mitokondria dalam reaksi fosforilasi oksidatif
• Reaksi antara H dan O2 diawali dengan Rantai Respirasi: yaitu reaksi transfer H dari satu carier ke carier lainnya, dengan menggunakan enzim dehidrogenase dan oksidase
APA ITU PENCERNAKAN
• Pencernakan: proses perubahan makanan dari bentuk komplek menjadi bentuk sederhana, sehingga dapat diabsorpsi usus halus
• Karbohidrat menjadi monosakarida (glukose)
• Lemak menjadi asam lemak
• Protein menjadi asam amino
REFERENSI;
1. Harper, Rodwell, Mayes, 1977, Review of Physiological Chemistry
2. Colby, 1992, Ringkasan Biokimia Harper, Alih Bahasa: Adji Dharma, Jakarta, EGC
3. Wirahadikusumah, 1985, Metabolisme Energi, Karbohidrat dan Lipid, Bandung, ITB
4. Harjasasmita, 1996, Ikhtisar Biokimia dasar B, Jakarta, FKUI
5. Toha, 2001, Biokimia, Metabolisme Biomolekul, Bandung, Alfabeta
TRANSFUSI DARAH
RESUME FISIOLOGI
TRANSFUSI DARAH
Pembimbing Akademik:
FARHANUL ULA S.KEP Ners
Oleh:
Hamid
Priyo Dwi susilo
Pit sumardi
M.Tibyani
Novita inda p.
Ninik Nur’aini
Nurhidayati
Putri aprilia
Windy puspita s.
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES BAHRUL ‘ULUM TAMBAKBERAS
JOMBANG
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN TRANSFUSI DARAH
Transfusi Darah adalah proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat (donor) ke orang sakit (respien). Darah yang dipindahkan dapat berupa darah lengkap dan komponen darah.
B.SEJARAH TRANSFUSI DARAH
Prosedur transfusi darah sudah berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu. Ada berbagai versi yang mempersoalkan kapan prosedur transfusi pertama kali dilakukan. Dikisahkan pertama kali percobaan transfusi darah dilakukan pada abad 15. Pada tahun 1492, Paus Giovanni Cibo menderita sakit parah dan berada dalam keadaan koma. Berbagai usaha penyembuhan dilakukan tapi tidak ada yang berhasil. Kemudian, datanglah seorang dokter bernama Abraham Meyre dan berjanji akan menyelamatkan Paus Giovanni Cibo dengan cara mentransfusikan darah. Akhirnya, dipilihlah 3 orang anak penggembala berusia 10 tahun dan transfusi darah dilakukan. Pada saat itu transfusi dilakukan lewat mulut, karena konsep sirkulasi dan metode akses intravena belum diketahui. Sayangnya, ketiga anak penggembala itu meninggal beberapa saat setelah proses transfusi tersebut sedangkan kondisi Paus tidak membaik dan akhirnya meninggal.
Pengetahuan mengenai transfusi darah mulai berkembang sejak adanya teori sirkulasi darah oleh dokter William Harvey pada tahun 1613. Sejak saat itu berbagai praktik transfusi darah antar hewan mulai dicobakan. Namun pencobaan transfusi ke manusia selalu menemui hasil yang fatal. Transfusi darah ke manusia pertama kali dilakukan oleh dr. Jean-Baptiste Denis, dokter Raja Perancis Louis XIV, yang melakukan transfusi darah domba ke seorang anak 15 tahun yang sedang sakit pada tahun 1667.
Pengetahuan tentang transfusi darah semakin berkembang pada dekade awal abad ke 19, dengan ditemukannya golongan darah. Pada tahun 1818, dr. James Blundell, dokter kandungan dari Inggris, untuk pertama kalinya berhasil melakukan transfusi darah antar manusia untuk pengobatan perdarahan postpartum. Dia menggunakan darah suami pasien tersebut sebagai donor.
C.TUJUAN TRANSFUSI DARAH
• Memelihara dan mempertahankan kesehatan donor.
• Memelihara keadaan biologis darah atau komponen – komponennya agar tetap bermanfaat.
• Memelihara dan mempertahankan volume darah yang normal pada peredaran darah (stabilitas peredaran darah).
• Mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah.
• Meningkatkan oksigenasi jaringan.
• Memperbaiki fungsi Hemostatis.
• Tindakan terapi kasus tertentu.
D. MANFAAT DONOR DARAH
1. Dapat memeriksakan kesehatan secara berkala 3 bulan sekali seperti tensi, Lab Uji Saring (HIV, Hepatitis B, C, Sifilis dan Malaria).
2. Mendapatkan piagam penghargaan sesuai dengan jumlah menyumbang darahnya antara lain 10, 25, 50, 75, 100 kali.
3. Donor darah 100 kali mendapat penghargaan Satya Lencana Kebaktian Sosial dari Pemerintah.
4. Merupakan bagian dari ibadah.
E.MACAM TRANSFUSI DARAH
1. Darah Lengkap/ Whole Blood (WB) Diberikan pada penderita yang mengalami perdarahan aktif yang kehilangan darah lebih dari 25 %.
2. Darah Komponen
• Sel Darah Merah (SDM) : Sel Darah Merah Pekat : Diberikan pada kasus kehilangan darah yang tidak terlalu berat, transfusi darah pra operatif atau anemia kronik dimana volume plasmanya normal. Sel Darah Merah Pekat Cuci : Untuk penderita yang alergi terhadap protein plasma.Sel Darah Merah Miskin Leukosit : Untuk penderita yang tergantung pada transfusi darah.
• Sel Darah Merah Pekat Beku yang Dicuci : Diberikan untuk penderita yang mempunyai antibodi terhadap sel darah merah yang menetap.
Sel Darah Merah Diradiasi : Untuk penderita transplantasi organ atau sumsum tulang.
• LEUKOSIT/ GRANULOSIT KONSENTRAT : Diberikan pada penderita yang jumlah leukositnya turun berat, infeksi yang tidak membaik/ berat yang tidak sembuh dengan pemberian Antibiotik, kualitas Leukosit menurun.
• TROMBOSIT : Diberikan pada penderita yang mengalami gangguan jumlah atau fungsi trombosit.
• PLASMA dan PRODUKSI PLASMA : Untuk mengganti faktor pembekuan, penggantian cairan yang hilang.
• Contoh : Plasma Segar Beku untuk prnderita Hemofili.Krio Presipitat untuk penderita Hemofili dan Von Willebrand
E.KOMPONEN DARAH TRANSFUSI
Whole blood (darah lengkap) biasanya disediakan hanya untuk transfusi pada perdarahan masif. Whole blood biasa diberikan untuk perdarahan akut, shock hipovolemik serta bedah mayor dengan perdarahan > 1500 ml. Whole blood akan meningkatkan kapasitas pengangkutan oksigen dan peningkatan volume darah. Transfusi satu unit whole blood akan meningkatkan hemoglobin 1 g/dl.
1.Packed Red Blood Cell (PRBC)
PRBC mengandung hemoglobin yang sama dengan whole blood, bedanya adalah pada jumlah plasma, dimana PRBC lebih sedikit mengandung plasma. Hal ini menyebabkan kadar hematokrit PRBC lebih tinggi dibanding dengan whole blood, yaitu 70% dibandingkan 40%. PRBC biasa diberikan pada pasien dengan perdarahan lambat, pasien anemia atau pada kelainan jantung. Saat hendak digunakan, PRBC perlu dihangatkan terlebih dahulu hingga sama dengan suhu tubuh (37ºC). bila tidak dihangatkan, akan menyulitkan terjadinya perpindahan oksigen dari darah ke organ tubuh.
2.Plasma Beku Segar (Fresh Frozen Plasma)
Fresh frozen plasma (FFP) mengandung semua protein plasma (faktor pembekuan), terutama faktor V dan VII. FFP biasa diberikan setelah transfusi darah masif, setelah terapi warfarin dan koagulopati pada penyakit hati. Setiap unit FFP biasanya dapat menaikan masing-masing kadar faktor pembekuan sebesar 2-3% pada orang dewasa. Sama dengan PRBC, saat hendak diberikan pada pasien perlu dihangatkan terlebih dahulu sesuai suhu tubuh.
3.Trombosit
Transfusi trombosit diindikasikan pada pasien dengan trombositopenia berat (<20.000 sel/mm3) disertai gejala klinis perdarahan. Akan tetapi, bila tidak dijumpai gejala klinis perdarahan, transfusi trombosit tidak diperlukan. Satu unit trombosit dapat meningkatkan 7000-10.000 trombosit/mm3 setelah 1 jam transfusi pada pasien dengan berat badan 70 kg. banyak faktor yang berperan dalam keberhasilan transfusi trombosit diantaranya splenomegali, sensitisasi sebelumnya, demam, dan perdarahan aktif.
4.Kriopresipitat
Kriopresipitat mengandung faktor VIII dan fibrinogen dalam jumlah banyak. Kriopresipitat diindikasikan pada pasien dengan penyakit hemofilia (kekurangan faktor VIII) dan juga pada pasien dengan defisiensi fibrinogen.
F. KOMPLIKASI TRANSFUSI DARAH DAN PENANGANANNYA
a.Reaksi hemolitiK
Reaksi yang terjadi biasanya adalah penghancuran sel darah merah donor oleh antibodi resipien dan biasanya terjadi karena ketidakcocokan golongan darah ABO yang dapat disebabkan oleh kesalahan mengidentifikasikan pasien, jenis darah atau unit transfusi. Pada orang sadar, gejala yang dialami berupa menggigil, demam, nyeri dada dan mual. Pada orang dalam keadaan tidak sadar atau terbius, gejala berupa peningkatan suhu tubuh, jantung berdebar-debar, tekanan darah rendah dan hemoglobinuria. Berat ringannya gejala tersebut tergantung dari seberapa banyak darah yang tidak cocok ditransfusikan.
b.Reaksi non hemolitik
Reaksi ini terjadi karena sensitisasi resipien terhadap sel darah putih, trombosit atau protein plasma dari donor. Gejalanya antara lain demam, urtikaria yang ditandai dengan kemerahan, bintik-bintik merah dan gatal tanpa demam, reaksi anafilaksis, edema , hiperkalemia dan asidosis.
c.Infeksi
Resiko penularan penyakit infeksi melalui transfusi darah bergantung pada berbagai hal antara lain; angka kejadian penyakit di masyarakat, keefektifan skrining yang dilakukan, kekebalan tubuh resipien dan jumlah donor tiap unit darah. Beberapa infeksi yang biasa terjadi adalah virus hepatitis, HIV, Citomegalovirus, bakteri stafilokokus, yesteria dan parasit malaria.Penanggulangan komplikasi transfusi :
1. Stop transfusi
2. Naikan tekanan darah dengan cairan infus, jika perlu tambahkan obat-obatan.
3. Berikan oksigen 100%
4. Pemberian obat-obatan diuretik manitol atau furosemid
5. Obat-obatan antihistamin
6. Obat-obatan steroid dosis tinggi
7. Periksa analisa gas dan pH darah.
G.DARAH DAN KOMPONEN DARAH
Seseorang yang membutuhkan sejumlah besar darah dalam waktu yang segera (misalnya karena perdarahan hebat), bisa menerima darah lengkap untuk membantu memperbaiki volume cairan dan sirkulasinya. Darah lengkap juga bisa diberikan jika komponen darah yang diperlukan tidak dapat diberikan secara terpisah.Komponen darah yang paling sering ditransfusikan adalah packed red blood cells (PRC), yang bisa memperbaiki kapasitas pengangkut oksigen dalam darah. Komponen ini bisa diberikan kepada seseorang yang mengalami perdarahan atau penderita anemia berat.Yang jauh lebih mahal daripada PRC adalah frozen-thawed red blood cells, yang biasanya dicadangkan untuk transfusi golongan darah yang jarang. Beberapa orang yang membutuhkan darah mengalami alergi terhadap darah donor. Jika obat tidak dapat mencegah reaksi alergi ini, maka harus diberikan sel darah merah yang sudah dicuci.Jumlah trombosit yang terlalu sedikit (trombositopenia) bisa menyebabkan perdarahan spontan dan hebat. Transfusi trombosit bisa memperbaiki kemampuan pembekuan darah. Faktor pembekuan darah adalah protein plasma yang secara normal bekerja dengan trombosit untuk membantu membekunya darah. Tanpa pembekuan, perdarahan karena suatu cedera tidak akan berhenti. Faktor pembekuan darah yang pekat bisa diberikan kepada penderita kelainan perdarahan bawaan, seperti hemofilia atau penyakit von Willebrand. Plasma juga merupakan sumber dari faktro pembekuan darah.
Plasma segar yang dibekukan digunakan pada kelainan perdarahan, dimana tidak diketahui faktor pembekuan mana yang hilang atau jika tidak dapat diberikan faktor pembekuan darah yang pekat. Plasma segar yang dibekukan juga digunakan pada perdarahan yang disebabkan oleh pembentukan protein faktor pembekuan yang tidak memadai, yang merupakan akibat dari kegagalan hati.
Meskipun jarang, sel darah putih ditransfusikan untuk mengobati infeksi yang mengancam nyawa penderita yang jumlah sel darah putihnya sangat berkurang atau penderita yang sel darah putihnya tidak berfungsi secara normal.Pada keadaan ini biasanya digunakan antibiotik. Antibodi (imunoglobulin), yang merupakan komponen darah untuk melawan penyakit, juga kadang diberikan untuk membangun kekebalan pada orang-orang yang telah terpapar oleh penyakit infeksi (misalnya cacar air atau hepatitis) atau pada orang yang kadar antibodinya rendah.
DAFTAR PUSTAKA
• Apotik online dan media informasi obat - penyakit :: m e d i c a s t o r e . c o m
• http://www.pmibali.or.id/transfusi-darah/
• http://www.klikdokter.com/article/detail/67
TRANSFUSI DARAH
Pembimbing Akademik:
FARHANUL ULA S.KEP Ners
Oleh:
Hamid
Priyo Dwi susilo
Pit sumardi
M.Tibyani
Novita inda p.
Ninik Nur’aini
Nurhidayati
Putri aprilia
Windy puspita s.
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES BAHRUL ‘ULUM TAMBAKBERAS
JOMBANG
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN TRANSFUSI DARAH
Transfusi Darah adalah proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat (donor) ke orang sakit (respien). Darah yang dipindahkan dapat berupa darah lengkap dan komponen darah.
B.SEJARAH TRANSFUSI DARAH
Prosedur transfusi darah sudah berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu. Ada berbagai versi yang mempersoalkan kapan prosedur transfusi pertama kali dilakukan. Dikisahkan pertama kali percobaan transfusi darah dilakukan pada abad 15. Pada tahun 1492, Paus Giovanni Cibo menderita sakit parah dan berada dalam keadaan koma. Berbagai usaha penyembuhan dilakukan tapi tidak ada yang berhasil. Kemudian, datanglah seorang dokter bernama Abraham Meyre dan berjanji akan menyelamatkan Paus Giovanni Cibo dengan cara mentransfusikan darah. Akhirnya, dipilihlah 3 orang anak penggembala berusia 10 tahun dan transfusi darah dilakukan. Pada saat itu transfusi dilakukan lewat mulut, karena konsep sirkulasi dan metode akses intravena belum diketahui. Sayangnya, ketiga anak penggembala itu meninggal beberapa saat setelah proses transfusi tersebut sedangkan kondisi Paus tidak membaik dan akhirnya meninggal.
Pengetahuan mengenai transfusi darah mulai berkembang sejak adanya teori sirkulasi darah oleh dokter William Harvey pada tahun 1613. Sejak saat itu berbagai praktik transfusi darah antar hewan mulai dicobakan. Namun pencobaan transfusi ke manusia selalu menemui hasil yang fatal. Transfusi darah ke manusia pertama kali dilakukan oleh dr. Jean-Baptiste Denis, dokter Raja Perancis Louis XIV, yang melakukan transfusi darah domba ke seorang anak 15 tahun yang sedang sakit pada tahun 1667.
Pengetahuan tentang transfusi darah semakin berkembang pada dekade awal abad ke 19, dengan ditemukannya golongan darah. Pada tahun 1818, dr. James Blundell, dokter kandungan dari Inggris, untuk pertama kalinya berhasil melakukan transfusi darah antar manusia untuk pengobatan perdarahan postpartum. Dia menggunakan darah suami pasien tersebut sebagai donor.
C.TUJUAN TRANSFUSI DARAH
• Memelihara dan mempertahankan kesehatan donor.
• Memelihara keadaan biologis darah atau komponen – komponennya agar tetap bermanfaat.
• Memelihara dan mempertahankan volume darah yang normal pada peredaran darah (stabilitas peredaran darah).
• Mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah.
• Meningkatkan oksigenasi jaringan.
• Memperbaiki fungsi Hemostatis.
• Tindakan terapi kasus tertentu.
D. MANFAAT DONOR DARAH
1. Dapat memeriksakan kesehatan secara berkala 3 bulan sekali seperti tensi, Lab Uji Saring (HIV, Hepatitis B, C, Sifilis dan Malaria).
2. Mendapatkan piagam penghargaan sesuai dengan jumlah menyumbang darahnya antara lain 10, 25, 50, 75, 100 kali.
3. Donor darah 100 kali mendapat penghargaan Satya Lencana Kebaktian Sosial dari Pemerintah.
4. Merupakan bagian dari ibadah.
E.MACAM TRANSFUSI DARAH
1. Darah Lengkap/ Whole Blood (WB) Diberikan pada penderita yang mengalami perdarahan aktif yang kehilangan darah lebih dari 25 %.
2. Darah Komponen
• Sel Darah Merah (SDM) : Sel Darah Merah Pekat : Diberikan pada kasus kehilangan darah yang tidak terlalu berat, transfusi darah pra operatif atau anemia kronik dimana volume plasmanya normal. Sel Darah Merah Pekat Cuci : Untuk penderita yang alergi terhadap protein plasma.Sel Darah Merah Miskin Leukosit : Untuk penderita yang tergantung pada transfusi darah.
• Sel Darah Merah Pekat Beku yang Dicuci : Diberikan untuk penderita yang mempunyai antibodi terhadap sel darah merah yang menetap.
Sel Darah Merah Diradiasi : Untuk penderita transplantasi organ atau sumsum tulang.
• LEUKOSIT/ GRANULOSIT KONSENTRAT : Diberikan pada penderita yang jumlah leukositnya turun berat, infeksi yang tidak membaik/ berat yang tidak sembuh dengan pemberian Antibiotik, kualitas Leukosit menurun.
• TROMBOSIT : Diberikan pada penderita yang mengalami gangguan jumlah atau fungsi trombosit.
• PLASMA dan PRODUKSI PLASMA : Untuk mengganti faktor pembekuan, penggantian cairan yang hilang.
• Contoh : Plasma Segar Beku untuk prnderita Hemofili.Krio Presipitat untuk penderita Hemofili dan Von Willebrand
E.KOMPONEN DARAH TRANSFUSI
Whole blood (darah lengkap) biasanya disediakan hanya untuk transfusi pada perdarahan masif. Whole blood biasa diberikan untuk perdarahan akut, shock hipovolemik serta bedah mayor dengan perdarahan > 1500 ml. Whole blood akan meningkatkan kapasitas pengangkutan oksigen dan peningkatan volume darah. Transfusi satu unit whole blood akan meningkatkan hemoglobin 1 g/dl.
1.Packed Red Blood Cell (PRBC)
PRBC mengandung hemoglobin yang sama dengan whole blood, bedanya adalah pada jumlah plasma, dimana PRBC lebih sedikit mengandung plasma. Hal ini menyebabkan kadar hematokrit PRBC lebih tinggi dibanding dengan whole blood, yaitu 70% dibandingkan 40%. PRBC biasa diberikan pada pasien dengan perdarahan lambat, pasien anemia atau pada kelainan jantung. Saat hendak digunakan, PRBC perlu dihangatkan terlebih dahulu hingga sama dengan suhu tubuh (37ºC). bila tidak dihangatkan, akan menyulitkan terjadinya perpindahan oksigen dari darah ke organ tubuh.
2.Plasma Beku Segar (Fresh Frozen Plasma)
Fresh frozen plasma (FFP) mengandung semua protein plasma (faktor pembekuan), terutama faktor V dan VII. FFP biasa diberikan setelah transfusi darah masif, setelah terapi warfarin dan koagulopati pada penyakit hati. Setiap unit FFP biasanya dapat menaikan masing-masing kadar faktor pembekuan sebesar 2-3% pada orang dewasa. Sama dengan PRBC, saat hendak diberikan pada pasien perlu dihangatkan terlebih dahulu sesuai suhu tubuh.
3.Trombosit
Transfusi trombosit diindikasikan pada pasien dengan trombositopenia berat (<20.000 sel/mm3) disertai gejala klinis perdarahan. Akan tetapi, bila tidak dijumpai gejala klinis perdarahan, transfusi trombosit tidak diperlukan. Satu unit trombosit dapat meningkatkan 7000-10.000 trombosit/mm3 setelah 1 jam transfusi pada pasien dengan berat badan 70 kg. banyak faktor yang berperan dalam keberhasilan transfusi trombosit diantaranya splenomegali, sensitisasi sebelumnya, demam, dan perdarahan aktif.
4.Kriopresipitat
Kriopresipitat mengandung faktor VIII dan fibrinogen dalam jumlah banyak. Kriopresipitat diindikasikan pada pasien dengan penyakit hemofilia (kekurangan faktor VIII) dan juga pada pasien dengan defisiensi fibrinogen.
F. KOMPLIKASI TRANSFUSI DARAH DAN PENANGANANNYA
a.Reaksi hemolitiK
Reaksi yang terjadi biasanya adalah penghancuran sel darah merah donor oleh antibodi resipien dan biasanya terjadi karena ketidakcocokan golongan darah ABO yang dapat disebabkan oleh kesalahan mengidentifikasikan pasien, jenis darah atau unit transfusi. Pada orang sadar, gejala yang dialami berupa menggigil, demam, nyeri dada dan mual. Pada orang dalam keadaan tidak sadar atau terbius, gejala berupa peningkatan suhu tubuh, jantung berdebar-debar, tekanan darah rendah dan hemoglobinuria. Berat ringannya gejala tersebut tergantung dari seberapa banyak darah yang tidak cocok ditransfusikan.
b.Reaksi non hemolitik
Reaksi ini terjadi karena sensitisasi resipien terhadap sel darah putih, trombosit atau protein plasma dari donor. Gejalanya antara lain demam, urtikaria yang ditandai dengan kemerahan, bintik-bintik merah dan gatal tanpa demam, reaksi anafilaksis, edema , hiperkalemia dan asidosis.
c.Infeksi
Resiko penularan penyakit infeksi melalui transfusi darah bergantung pada berbagai hal antara lain; angka kejadian penyakit di masyarakat, keefektifan skrining yang dilakukan, kekebalan tubuh resipien dan jumlah donor tiap unit darah. Beberapa infeksi yang biasa terjadi adalah virus hepatitis, HIV, Citomegalovirus, bakteri stafilokokus, yesteria dan parasit malaria.Penanggulangan komplikasi transfusi :
1. Stop transfusi
2. Naikan tekanan darah dengan cairan infus, jika perlu tambahkan obat-obatan.
3. Berikan oksigen 100%
4. Pemberian obat-obatan diuretik manitol atau furosemid
5. Obat-obatan antihistamin
6. Obat-obatan steroid dosis tinggi
7. Periksa analisa gas dan pH darah.
G.DARAH DAN KOMPONEN DARAH
Seseorang yang membutuhkan sejumlah besar darah dalam waktu yang segera (misalnya karena perdarahan hebat), bisa menerima darah lengkap untuk membantu memperbaiki volume cairan dan sirkulasinya. Darah lengkap juga bisa diberikan jika komponen darah yang diperlukan tidak dapat diberikan secara terpisah.Komponen darah yang paling sering ditransfusikan adalah packed red blood cells (PRC), yang bisa memperbaiki kapasitas pengangkut oksigen dalam darah. Komponen ini bisa diberikan kepada seseorang yang mengalami perdarahan atau penderita anemia berat.Yang jauh lebih mahal daripada PRC adalah frozen-thawed red blood cells, yang biasanya dicadangkan untuk transfusi golongan darah yang jarang. Beberapa orang yang membutuhkan darah mengalami alergi terhadap darah donor. Jika obat tidak dapat mencegah reaksi alergi ini, maka harus diberikan sel darah merah yang sudah dicuci.Jumlah trombosit yang terlalu sedikit (trombositopenia) bisa menyebabkan perdarahan spontan dan hebat. Transfusi trombosit bisa memperbaiki kemampuan pembekuan darah. Faktor pembekuan darah adalah protein plasma yang secara normal bekerja dengan trombosit untuk membantu membekunya darah. Tanpa pembekuan, perdarahan karena suatu cedera tidak akan berhenti. Faktor pembekuan darah yang pekat bisa diberikan kepada penderita kelainan perdarahan bawaan, seperti hemofilia atau penyakit von Willebrand. Plasma juga merupakan sumber dari faktro pembekuan darah.
Plasma segar yang dibekukan digunakan pada kelainan perdarahan, dimana tidak diketahui faktor pembekuan mana yang hilang atau jika tidak dapat diberikan faktor pembekuan darah yang pekat. Plasma segar yang dibekukan juga digunakan pada perdarahan yang disebabkan oleh pembentukan protein faktor pembekuan yang tidak memadai, yang merupakan akibat dari kegagalan hati.
Meskipun jarang, sel darah putih ditransfusikan untuk mengobati infeksi yang mengancam nyawa penderita yang jumlah sel darah putihnya sangat berkurang atau penderita yang sel darah putihnya tidak berfungsi secara normal.Pada keadaan ini biasanya digunakan antibiotik. Antibodi (imunoglobulin), yang merupakan komponen darah untuk melawan penyakit, juga kadang diberikan untuk membangun kekebalan pada orang-orang yang telah terpapar oleh penyakit infeksi (misalnya cacar air atau hepatitis) atau pada orang yang kadar antibodinya rendah.
DAFTAR PUSTAKA
• Apotik online dan media informasi obat - penyakit :: m e d i c a s t o r e . c o m
• http://www.pmibali.or.id/transfusi-darah/
• http://www.klikdokter.com/article/detail/67
Minggu, 02 Mei 2010
Sejarah Mikrobiologi dan Perkembangbiakannya
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme hidup yang berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan dengan bantuan mikroskop. Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau kadang-kadang disebut sebagai mikroba, ataupun jasad renik.
Dunia mikroorganisme terdiri dari 5 kelompok organisme, yaitu bakteri, protozoa, virus, algae, dan cendawan. Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Beberapa diantaranya bermanfaat dan yang lain merugikan. Mikroorganisme yang bermanfaat antara lain: yang menghuni tubuh (flora normal), beberapa mikroorganisme yang terlibat dalam proses fermentasi makanan: pembuatan keju, anggur, yoghurt, tempe/oncom, kecap, dll, produksi penisilin, sebagai agens biokontrol, serta yang berkaitan dengan proses pengolahan limbah. Mikroorganisme yang merugikan, antara lain yang sering menyebabkan berbagai penyakit (hewan, tumbuhan, manusia), diantaranya: flu burung yang akhir-akhir ini menggemparkan dunia termasuk Indonesia, yang disebabkan oleh salah satu jenis mikroorganisme yaitu virus. Selain itu, juga terdapat beberapa jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.
Asal-usul Kehidupan mikroorganisme
Asal usul kehidupan mikroorganisme diawali dengan kegemaran seorang ilmuwan bernama Leeuwenhoek yang mengamati mikroorganisme pada air hujan, air laut, dan kotoran gigi. Ternyata pada berbagai bahan tadi banyak ditemukan jasad renik, diantaranya protozoa, khamir, dan bakteri. Walaupun saat itu, Leeuwenhoek hanya menggunakan jenis mikroskop yang sangat sederhana.
Kemudian berkembang, munculnya jasad renik berasal dari dekomposisi jaringan tumbuhan/hewan yang telah mati atau dengan kata lain kehidupan muncul begitu saja dan berasal dari bahan mati, sehingga dikenal dengan teori Generatio Spontanea: Abiogenesis (abio: tidak hidup, genesis: asal). Teori tersebut diperkuat dengan pembuktian bahwa daging yang dibiarkan membusuk akan menghasilkan belatung.
Namun, teori tersebut dapat dipatahkan oleh Francesco Redi, dkk. melalui beberapa percobaan yang dilakukannya, sehingga berkembang teori baru yang dikenal dengan Generatio Spontanea: Biogenesis yang menyatakan bahwa kehidupan berasal dari bahan yang hidup. Hal ini dibuktikan bahwa belatung pada daging yang membusuk tidak terjadi secara mendadak dan berasal dari bahan mati. Tetapi, lalat tertarik dengan daging yang membusuk, kemudian bertelur di atas kain yang menutupi dagingnya, baru kemudian tumbuh belatung. Teori itupun akhirnya disanggah lagi oleh beberapa tokoh yang menyatakan bahwa mikroorganisme terjadi tidak secara tiba-tiba. Tokoh-tokoh tersebut antara lain: John Needham, Lazzaro Spallanzani. Sedangkan John Tyndall dan Louis Pasteur adalah tokoh-tokoh yang memberikan sanggahan akhir terhadap teori generation spontanea dengan dibuktikannya proses fermentasi, dengan menyatakan bahwa mikroorganisme hanya dapat muncul atau timbul akibat dari aktivitas jasad renik lain.
Saat ini informasi yang diperoleh dari mikrobiologi memberikan sumbangan besar, khususnya dalam mengawasi penyakit menular. Selain itu, mikroorganisme telah digunakan untuk mempelajari berbagai proses biokimia yang diketahui terjadi pula pada bentuk kehidupan yang lebih tinggi. Banyak fakta tentang metabolisme manusia yang diketahui sekarang mula-mula diketahui terjadi pada mikroorganisme. Demikian pula dengan teknologi yang sekarang sedang popular, misal Rekayasa Genetik, yang tidak lain merupakan perkembangan genetika molekuler yang menjelaskan bagaimana gen mengatur aktivitas sel. Semua ini berasal dari studi tentang mikroorganisme.
Jadi, bidang mikrobiologi tidak hanya studi tentang penyebab penyakit tetapi merupakan studi tentang semua aktivitas hayati mikroorganisme. Diharapkan di waktu mendatang, dapat mengendalikan kelainan genetika dan penyakit seperti kanker. Selain itu, juga diharapkan dapat diperoleh berbagai varietas hewan/tumbuhan yang berkualitas (cepat panen, tahan penyakit, dan produktivitasnya tinggi).
Pembiakan dan Pertumbuhan Mikroorganisme
Pada bahasan berikut ini dititikberatkan pada metode/prosedur untuk menumbuhkan (membiakan) mikroorganisme di laboratorium. Terdapat beberapa mikroorganisme memerlukan keadaan yang sangat khusus, misalnya tidak ada O2 sama sekali (kondisi an aerob), sedikit O2 (microaerofilik), mutlak ada O2 (aerob), ada/tidak ada O2 (fakultatif). Selain itu, biasanya mikroorganisme di alam masih terdapat dalam bentuk campuran, dengan kata lain terdiri dari beberapa jenis mikroorganisme atau belum murni. Oleh karena itu, di dalam penelaahan terhadap suatu mikroorganisme, selain ditumbuhkan juga perlu dilakukan isolasi. Berikut ini akan dibahas tentang beberapa teknik isolasi mikroba dan pertumbuhan/pembiakannya.
A. Isolasi Mikroba
Beratus-ratus spesies mikroba dapat menghuni berbagai macam bagian tubuh kita, misal: mulut, saluran pencernaan, kulit, dll. Sekali bersin dapat menyebarkan beribu-ribu mikroorganisme. Satu gram kotoran manusia/hewan dapat mengandung jutaan bakteri. Udara, air, tanah, juga dihuni oleh sekumpulan mikroorganisme.
Populasi mikroorganisme tersebut pada umumnya terdapat dalam populasi campuran. Amat jarang mikroorganisme tersebut dijumpai sebagai satu spesies tunggal. Di sisi lain, untuk mencirikan dan mengidentifikasikan suatu spesies mikroorganisme tertentu, yang pertama harus dilakukan adalah memisahkannya dari organisme lain, hingga diperoleh biakan murni. Biakan murni adalah biakan yang sel-selnya berasal dari pembelahan satu sel tunggal.
Proses pemisahan/pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Teknik tersebut dikenal dengan Isolasai Mikroba. Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu: 1) isolasi pada agar cawan, 2) isolasi pada medium cair, dan 3) Isolasi sel tunggal
1) Isolasi pada agar cawan
Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu: Metode gores kuadran, dan metode agar cawan tuang
Metode gores kuadran. Bila metode ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satu sel.
Metode agar tuang. Berbeda dengan metode gores kuadran, cawan tuang menggunakan medium agar yang dicairkan dan didinginkan (50oC), yang kemudian dicawankan. Pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah di atas permukaan/di dalam cawan.
2) Isolasi pada medium cair
Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran. Semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar.
3) Isolasi sel tunggal
Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan/medium cair. Sel mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali. Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara aseptis.
B. Isolasi Mikroba
Setelah diperoleh biakan murni (koloni yang berasal dari sel tunggal), mikroorganisme tersebut siap dilakukan telaah dan identifikasi, dan kemudian ditumbuhkan sesuai tujuan.
Pertumbuhan pada mikroorganisme diartikan sebagai penambahan jumlah atau total massa sel yang melebihi inokulum asalnya. Telah dijelaskan pada bahasan sebelumnya, bahwa sistem reproduksi bakteri adalah dengan cara pembelahan biner melintang, satu sel membelah diri menjadi 2 sel anakan yang identik dan terpisah. Selang waktu yang dibutuhkan bagi sel untuk membelah diri menjadi dua kali lipat disebut sebagai waktu generasi. Waktu generasi pada setiap bakteri tidak sama, ada yang hanya memerlukan 20 menit bahkan ada yang memerlukan sampai berjam-jam atau berhari-hari.
Bila bakteri diinokulasikan ke dalam medium baru, pembiakan tidak segera terjadi tetapi ada periode penyesuaian pada lingkungan yang dikenal dengan pertumbuhan. Kemudian akan memperbanyak diri (replikasi) dengan laju yang konstan, sehingga akan diperoleh kurva pertumbuhan. Pada kurva pertumbuhan dikenal beberapa fase pertumbuhan, yaitu:
1) fase lamban/lag phase/fase adaptasi
2) fase cepat/fase log/eksponensial
3) fase statis
4) fase kematian
Fase lamban
Fase lamban merupakan periode awal dan merupakan fase penyesuaian diri (adaptasi), sehingga tidak ada pertambahan jumlah sel bahkan kadang-kadang jumlah sel menurun.
Fase cepat
Fase cepat merupakan periode pembiakan yang cepat. Pada periode ini dapat teramati ciri-ciri sel yang aktif. Waktu generasi pada setiap bakteri dapat ditentukan pada fase cepat ini. Pada fase tersebut dapat terlihat beberapa sel mulai membelah, yang lainnya setengah membelah, dan yang lainnya lagi selesai membelah.
Fase statis
Pada fase statis pembiakan mulai berkurang dan beberapa sel mati. Apabila laju pembiakan sama dengan laju kematian, maka secara keseluruhan jumlah sel tetap konstan. Hal ini dapat disebabkan karena berkurangnya nutrien ataupun terbentuknya produk metabolisme yang cenderung menumpuk mungkin menjadi racun bagi bakteri yang bersangkutan.
Fase kematian
Fase kematian merupakan fase dimana proses pembiakan telah berhenti. Sel-selnya sudah mati, yang kemudian akan diikuti dengan proses lisis. Apabila laju kematian melampaui laju pembiakan, maka jumlah sel sebenarnya menurun.
Sumber buku Mikrobiologi Karya Inggit Winarni
Dunia mikroorganisme terdiri dari 5 kelompok organisme, yaitu bakteri, protozoa, virus, algae, dan cendawan. Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Beberapa diantaranya bermanfaat dan yang lain merugikan. Mikroorganisme yang bermanfaat antara lain: yang menghuni tubuh (flora normal), beberapa mikroorganisme yang terlibat dalam proses fermentasi makanan: pembuatan keju, anggur, yoghurt, tempe/oncom, kecap, dll, produksi penisilin, sebagai agens biokontrol, serta yang berkaitan dengan proses pengolahan limbah. Mikroorganisme yang merugikan, antara lain yang sering menyebabkan berbagai penyakit (hewan, tumbuhan, manusia), diantaranya: flu burung yang akhir-akhir ini menggemparkan dunia termasuk Indonesia, yang disebabkan oleh salah satu jenis mikroorganisme yaitu virus. Selain itu, juga terdapat beberapa jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.
Asal-usul Kehidupan mikroorganisme
Asal usul kehidupan mikroorganisme diawali dengan kegemaran seorang ilmuwan bernama Leeuwenhoek yang mengamati mikroorganisme pada air hujan, air laut, dan kotoran gigi. Ternyata pada berbagai bahan tadi banyak ditemukan jasad renik, diantaranya protozoa, khamir, dan bakteri. Walaupun saat itu, Leeuwenhoek hanya menggunakan jenis mikroskop yang sangat sederhana.
Kemudian berkembang, munculnya jasad renik berasal dari dekomposisi jaringan tumbuhan/hewan yang telah mati atau dengan kata lain kehidupan muncul begitu saja dan berasal dari bahan mati, sehingga dikenal dengan teori Generatio Spontanea: Abiogenesis (abio: tidak hidup, genesis: asal). Teori tersebut diperkuat dengan pembuktian bahwa daging yang dibiarkan membusuk akan menghasilkan belatung.
Namun, teori tersebut dapat dipatahkan oleh Francesco Redi, dkk. melalui beberapa percobaan yang dilakukannya, sehingga berkembang teori baru yang dikenal dengan Generatio Spontanea: Biogenesis yang menyatakan bahwa kehidupan berasal dari bahan yang hidup. Hal ini dibuktikan bahwa belatung pada daging yang membusuk tidak terjadi secara mendadak dan berasal dari bahan mati. Tetapi, lalat tertarik dengan daging yang membusuk, kemudian bertelur di atas kain yang menutupi dagingnya, baru kemudian tumbuh belatung. Teori itupun akhirnya disanggah lagi oleh beberapa tokoh yang menyatakan bahwa mikroorganisme terjadi tidak secara tiba-tiba. Tokoh-tokoh tersebut antara lain: John Needham, Lazzaro Spallanzani. Sedangkan John Tyndall dan Louis Pasteur adalah tokoh-tokoh yang memberikan sanggahan akhir terhadap teori generation spontanea dengan dibuktikannya proses fermentasi, dengan menyatakan bahwa mikroorganisme hanya dapat muncul atau timbul akibat dari aktivitas jasad renik lain.
Saat ini informasi yang diperoleh dari mikrobiologi memberikan sumbangan besar, khususnya dalam mengawasi penyakit menular. Selain itu, mikroorganisme telah digunakan untuk mempelajari berbagai proses biokimia yang diketahui terjadi pula pada bentuk kehidupan yang lebih tinggi. Banyak fakta tentang metabolisme manusia yang diketahui sekarang mula-mula diketahui terjadi pada mikroorganisme. Demikian pula dengan teknologi yang sekarang sedang popular, misal Rekayasa Genetik, yang tidak lain merupakan perkembangan genetika molekuler yang menjelaskan bagaimana gen mengatur aktivitas sel. Semua ini berasal dari studi tentang mikroorganisme.
Jadi, bidang mikrobiologi tidak hanya studi tentang penyebab penyakit tetapi merupakan studi tentang semua aktivitas hayati mikroorganisme. Diharapkan di waktu mendatang, dapat mengendalikan kelainan genetika dan penyakit seperti kanker. Selain itu, juga diharapkan dapat diperoleh berbagai varietas hewan/tumbuhan yang berkualitas (cepat panen, tahan penyakit, dan produktivitasnya tinggi).
Pembiakan dan Pertumbuhan Mikroorganisme
Pada bahasan berikut ini dititikberatkan pada metode/prosedur untuk menumbuhkan (membiakan) mikroorganisme di laboratorium. Terdapat beberapa mikroorganisme memerlukan keadaan yang sangat khusus, misalnya tidak ada O2 sama sekali (kondisi an aerob), sedikit O2 (microaerofilik), mutlak ada O2 (aerob), ada/tidak ada O2 (fakultatif). Selain itu, biasanya mikroorganisme di alam masih terdapat dalam bentuk campuran, dengan kata lain terdiri dari beberapa jenis mikroorganisme atau belum murni. Oleh karena itu, di dalam penelaahan terhadap suatu mikroorganisme, selain ditumbuhkan juga perlu dilakukan isolasi. Berikut ini akan dibahas tentang beberapa teknik isolasi mikroba dan pertumbuhan/pembiakannya.
A. Isolasi Mikroba
Beratus-ratus spesies mikroba dapat menghuni berbagai macam bagian tubuh kita, misal: mulut, saluran pencernaan, kulit, dll. Sekali bersin dapat menyebarkan beribu-ribu mikroorganisme. Satu gram kotoran manusia/hewan dapat mengandung jutaan bakteri. Udara, air, tanah, juga dihuni oleh sekumpulan mikroorganisme.
Populasi mikroorganisme tersebut pada umumnya terdapat dalam populasi campuran. Amat jarang mikroorganisme tersebut dijumpai sebagai satu spesies tunggal. Di sisi lain, untuk mencirikan dan mengidentifikasikan suatu spesies mikroorganisme tertentu, yang pertama harus dilakukan adalah memisahkannya dari organisme lain, hingga diperoleh biakan murni. Biakan murni adalah biakan yang sel-selnya berasal dari pembelahan satu sel tunggal.
Proses pemisahan/pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Teknik tersebut dikenal dengan Isolasai Mikroba. Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu: 1) isolasi pada agar cawan, 2) isolasi pada medium cair, dan 3) Isolasi sel tunggal
1) Isolasi pada agar cawan
Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu: Metode gores kuadran, dan metode agar cawan tuang
Metode gores kuadran. Bila metode ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satu sel.
Metode agar tuang. Berbeda dengan metode gores kuadran, cawan tuang menggunakan medium agar yang dicairkan dan didinginkan (50oC), yang kemudian dicawankan. Pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah di atas permukaan/di dalam cawan.
2) Isolasi pada medium cair
Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran. Semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar.
3) Isolasi sel tunggal
Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan/medium cair. Sel mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali. Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara aseptis.
B. Isolasi Mikroba
Setelah diperoleh biakan murni (koloni yang berasal dari sel tunggal), mikroorganisme tersebut siap dilakukan telaah dan identifikasi, dan kemudian ditumbuhkan sesuai tujuan.
Pertumbuhan pada mikroorganisme diartikan sebagai penambahan jumlah atau total massa sel yang melebihi inokulum asalnya. Telah dijelaskan pada bahasan sebelumnya, bahwa sistem reproduksi bakteri adalah dengan cara pembelahan biner melintang, satu sel membelah diri menjadi 2 sel anakan yang identik dan terpisah. Selang waktu yang dibutuhkan bagi sel untuk membelah diri menjadi dua kali lipat disebut sebagai waktu generasi. Waktu generasi pada setiap bakteri tidak sama, ada yang hanya memerlukan 20 menit bahkan ada yang memerlukan sampai berjam-jam atau berhari-hari.
Bila bakteri diinokulasikan ke dalam medium baru, pembiakan tidak segera terjadi tetapi ada periode penyesuaian pada lingkungan yang dikenal dengan pertumbuhan. Kemudian akan memperbanyak diri (replikasi) dengan laju yang konstan, sehingga akan diperoleh kurva pertumbuhan. Pada kurva pertumbuhan dikenal beberapa fase pertumbuhan, yaitu:
1) fase lamban/lag phase/fase adaptasi
2) fase cepat/fase log/eksponensial
3) fase statis
4) fase kematian
Fase lamban
Fase lamban merupakan periode awal dan merupakan fase penyesuaian diri (adaptasi), sehingga tidak ada pertambahan jumlah sel bahkan kadang-kadang jumlah sel menurun.
Fase cepat
Fase cepat merupakan periode pembiakan yang cepat. Pada periode ini dapat teramati ciri-ciri sel yang aktif. Waktu generasi pada setiap bakteri dapat ditentukan pada fase cepat ini. Pada fase tersebut dapat terlihat beberapa sel mulai membelah, yang lainnya setengah membelah, dan yang lainnya lagi selesai membelah.
Fase statis
Pada fase statis pembiakan mulai berkurang dan beberapa sel mati. Apabila laju pembiakan sama dengan laju kematian, maka secara keseluruhan jumlah sel tetap konstan. Hal ini dapat disebabkan karena berkurangnya nutrien ataupun terbentuknya produk metabolisme yang cenderung menumpuk mungkin menjadi racun bagi bakteri yang bersangkutan.
Fase kematian
Fase kematian merupakan fase dimana proses pembiakan telah berhenti. Sel-selnya sudah mati, yang kemudian akan diikuti dengan proses lisis. Apabila laju kematian melampaui laju pembiakan, maka jumlah sel sebenarnya menurun.
Sumber buku Mikrobiologi Karya Inggit Winarni
Jumat, 30 April 2010
Transfusi Darah
Sejarah Transfusi Darah
Prosedur transfusi darah sudah berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu. Ada berbagai versi yang mempersoalkan kapan prosedur transfusi pertama kali dilakukan. Dikisahkan pertama kali percobaan transfusi darah dilakukan pada abad 15. Pada tahun 1492, Paus Giovanni Cibo menderita sakit parah dan berada dalam keadaan koma. Berbagai usaha penyembuhan dilakukan tapi tidak ada yang berhasil. Kemudian, datanglah seorang dokter bernama Abraham Meyre dan berjanji akan menyelamatkan Paus Giovanni Cibo dengan cara mentransfusikan darah. Akhirnya, dipilihlah 3 orang anak penggembala berusia 10 tahun dan transfusi darah dilakukan. Pada saat itu transfusi dilakukan lewat mulut, karena konsep sirkulasi dan metode akses intravena belum diketahui. Sayangnya, ketiga anak penggembala itu meninggal beberapa saat setelah proses transfusi tersebut sedangkan kondisi Paus tidak membaik dan akhirnya meninggal.
Pengetahuan mengenai transfusi darah mulai berkembang sejak adanya teori sirkulasi darah oleh dokter William Harvey pada tahun 1613. Sejak saat itu berbagai praktik transfusi darah antar hewan mulai dicobakan. Namun pencobaan transfusi ke manusia selalu menemui hasil yang fatal. Transfusi darah ke manusia pertama kali dilakukan oleh dr. Jean-Baptiste Denis, dokter Raja Perancis Louis XIV, yang melakukan transfusi darah domba ke seorang anak 15 tahun yang sedang sakit pada tahun 1667.
Pengetahuan tentang transfusi darah semakin berkembang pada dekade awal abad ke 19, dengan ditemukannya golongan darah. Pada tahun 1818, dr. James Blundell, dokter kandungan dari Inggris, untuk pertama kalinya berhasil melakukan transfusi darah antar manusia untuk pengobatan perdarahan postpartum. Dia menggunakan darah suami pasien tersebut sebagai donor.
Definisi Transfusi Darah
Transfusi darah adalah pemindahan darah dari satu orang (donor) ke dalam pembuluh darah orang lain (resipien). Hal ini biasanya dilakukan sebagai manuver penyelamatan nyawa (life-saving) untuk menggantikan darah yang hilang karena perdarahan hebat, saat operasi ketika terjadi kehilangan darah atau untuk meningkatkan jumlah darah pada pasien anemia. Darah terdiri dari sel-sel darah serta plasma darah. Sel darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan trombosit, sedangkan plasma darah mengandung air, protein, glukosa, mineral, fibrinogen dan faktor-faktor pembekuan yang terdiri dari faktor pembekuan I-XIII. Di dalam eritrosit terdapat molekul hemoglobin yang sangat penting. Hemoglobin berguna untuk “mengikat” oksigen di paru-paru dan “melepaskan” oksigen tersebut ke organ tubuh yang membutuhkannya. Dapat dikatakan, darah merupakan komponen penting dalam tubuh. Melalui darah, oksigen akan terangkut ke seluruh organ tubuh, terutama organ vital agar fungsinya dapat terus berjalan. Oleh karena itu prosedur transfusi darah merupakan suatu tindakan yang sangat penting untuk kelangsungan hidup seseorang.
Komponen Darah Transfusi
Whole blood
Whole blood (darah lengkap) biasanya disediakan hanya untuk transfusi pada perdarahan masif. Whole blood biasa diberikan untuk perdarahan akut, shock hipovolemik serta bedah mayor dengan perdarahan > 1500 ml. Whole blood akan meningkatkan kapasitas pengangkutan oksigen dan peningkatan volume darah. Transfusi satu unit whole blood akan meningkatkan hemoglobin 1 g/dl.
Packed Red Blood Cell (PRBC)
PRBC mengandung hemoglobin yang sama dengan whole blood, bedanya adalah pada jumlah plasma, dimana PRBC lebih sedikit mengandung plasma. Hal ini menyebabkan kadar hematokrit PRBC lebih tinggi dibanding dengan whole blood, yaitu 70% dibandingkan 40%. PRBC biasa diberikan pada pasien dengan perdarahan lambat, pasien anemia atau pada kelainan jantung. Saat hendak digunakan, PRBC perlu dihangatkan terlebih dahulu hingga sama dengan suhu tubuh (37ºC). bila tidak dihangatkan, akan menyulitkan terjadinya perpindahan oksigen dari darah ke organ tubuh.
Plasma Beku Segar (Fresh Frozen Plasma)
Fresh frozen plasma (FFP) mengandung semua protein plasma (faktor pembekuan), terutama faktor V dan VII. FFP biasa diberikan setelah transfusi darah masif, setelah terapi warfarin dan koagulopati pada penyakit hati. Setiap unit FFP biasanya dapat menaikan masing-masing kadar faktor pembekuan sebesar 2-3% pada orang dewasa. Sama dengan PRBC, saat hendak diberikan pada pasien perlu dihangatkan terlebih dahulu sesuai suhu tubuh.
Trombosit
Transfusi trombosit diindikasikan pada pasien dengan trombositopenia berat (<20.000 sel/mm3) disertai gejala klinis perdarahan. Akan tetapi, bila tidak dijumpai gejala klinis perdarahan, transfusi trombosit tidak diperlukan. Satu unit trombosit dapat meningkatkan 7000-10.000 trombosit/mm3 setelah 1 jam transfusi pada pasien dengan berat badan 70 kg. banyak faktor yang berperan dalam keberhasilan transfusi trombosit diantaranya splenomegali, sensitisasi sebelumnya, demam, dan perdarahan aktif.
Kriopresipitat
Kriopresipitat mengandung faktor VIII dan fibrinogen dalam jumlah banyak. Kriopresipitat diindikasikan pada pasien dengan penyakit hemofilia (kekurangan faktor VIII) dan juga pada pasien dengan defisiensi fibrinogen.
Komplikasi Transfusi Darah dan Penanganannya
Reaksi hemolitik
Reaksi yang terjadi biasanya adalah penghancuran sel darah merah donor oleh antibodi resipien dan biasanya terjadi karena ketidakcocokan golongan darah ABO yang dapat disebabkan oleh kesalahan mengidentifikasikan pasien, jenis darah atau unit transfusi. Pada orang sadar, gejala yang dialami berupa menggigil, demam, nyeri dada dan mual. Pada orang dalam keadaan tidak sadar atau terbius, gejala berupa peningkatan suhu tubuh, jantung berdebar-debar, tekanan darah rendah dan hemoglobinuria. Berat ringannya gejala tersebut tergantung dari seberapa banyak darah yang tidak cocok ditransfusikan.
Reaksi non hemolitik
Reaksi ini terjadi karena sensitisasi resipien terhadap sel darah putih, trombosit atau protein plasma dari donor. Gejalanya antara lain demam, urtikaria yang ditandai dengan kemerahan, bintik-bintik merah dan gatal tanpa demam, reaksi anafilaksis, edema paru, hiperkalemia dan asidosis.
Infeksi
Resiko penularan penyakit infeksi melalui transfusi darah bergantung pada berbagai hal antara lain; angka kejadian penyakit di masyarakat, keefektifan skrining yang dilakukan, kekebalan tubuh resipien dan jumlah donor tiap unit darah. Beberapa infeksi yang biasa terjadi adalah virus hepatitis, HIV, Citomegalovirus, bakteri stafilokokus, yesteria dan parasit malaria.
Penanggulangan komplikasi transfusi :
1. Stop transfusi
2. Naikan tekanan darah dengan cairan infus, jika perlu tambahkan obat-obatan.
3. Berikan oksigen 100%
4. Pemberian obat-obatan diuretik manitol atau furosemid
5. Obat-obatan antihistamin
6. Obat-obatan steroid dosis tinggi
7. Periksa analisa gas dan pH darah.
Prosedur transfusi darah sudah berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu. Ada berbagai versi yang mempersoalkan kapan prosedur transfusi pertama kali dilakukan. Dikisahkan pertama kali percobaan transfusi darah dilakukan pada abad 15. Pada tahun 1492, Paus Giovanni Cibo menderita sakit parah dan berada dalam keadaan koma. Berbagai usaha penyembuhan dilakukan tapi tidak ada yang berhasil. Kemudian, datanglah seorang dokter bernama Abraham Meyre dan berjanji akan menyelamatkan Paus Giovanni Cibo dengan cara mentransfusikan darah. Akhirnya, dipilihlah 3 orang anak penggembala berusia 10 tahun dan transfusi darah dilakukan. Pada saat itu transfusi dilakukan lewat mulut, karena konsep sirkulasi dan metode akses intravena belum diketahui. Sayangnya, ketiga anak penggembala itu meninggal beberapa saat setelah proses transfusi tersebut sedangkan kondisi Paus tidak membaik dan akhirnya meninggal.
Pengetahuan mengenai transfusi darah mulai berkembang sejak adanya teori sirkulasi darah oleh dokter William Harvey pada tahun 1613. Sejak saat itu berbagai praktik transfusi darah antar hewan mulai dicobakan. Namun pencobaan transfusi ke manusia selalu menemui hasil yang fatal. Transfusi darah ke manusia pertama kali dilakukan oleh dr. Jean-Baptiste Denis, dokter Raja Perancis Louis XIV, yang melakukan transfusi darah domba ke seorang anak 15 tahun yang sedang sakit pada tahun 1667.
Pengetahuan tentang transfusi darah semakin berkembang pada dekade awal abad ke 19, dengan ditemukannya golongan darah. Pada tahun 1818, dr. James Blundell, dokter kandungan dari Inggris, untuk pertama kalinya berhasil melakukan transfusi darah antar manusia untuk pengobatan perdarahan postpartum. Dia menggunakan darah suami pasien tersebut sebagai donor.
Definisi Transfusi Darah
Transfusi darah adalah pemindahan darah dari satu orang (donor) ke dalam pembuluh darah orang lain (resipien). Hal ini biasanya dilakukan sebagai manuver penyelamatan nyawa (life-saving) untuk menggantikan darah yang hilang karena perdarahan hebat, saat operasi ketika terjadi kehilangan darah atau untuk meningkatkan jumlah darah pada pasien anemia. Darah terdiri dari sel-sel darah serta plasma darah. Sel darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan trombosit, sedangkan plasma darah mengandung air, protein, glukosa, mineral, fibrinogen dan faktor-faktor pembekuan yang terdiri dari faktor pembekuan I-XIII. Di dalam eritrosit terdapat molekul hemoglobin yang sangat penting. Hemoglobin berguna untuk “mengikat” oksigen di paru-paru dan “melepaskan” oksigen tersebut ke organ tubuh yang membutuhkannya. Dapat dikatakan, darah merupakan komponen penting dalam tubuh. Melalui darah, oksigen akan terangkut ke seluruh organ tubuh, terutama organ vital agar fungsinya dapat terus berjalan. Oleh karena itu prosedur transfusi darah merupakan suatu tindakan yang sangat penting untuk kelangsungan hidup seseorang.
Komponen Darah Transfusi
Whole blood
Whole blood (darah lengkap) biasanya disediakan hanya untuk transfusi pada perdarahan masif. Whole blood biasa diberikan untuk perdarahan akut, shock hipovolemik serta bedah mayor dengan perdarahan > 1500 ml. Whole blood akan meningkatkan kapasitas pengangkutan oksigen dan peningkatan volume darah. Transfusi satu unit whole blood akan meningkatkan hemoglobin 1 g/dl.
Packed Red Blood Cell (PRBC)
PRBC mengandung hemoglobin yang sama dengan whole blood, bedanya adalah pada jumlah plasma, dimana PRBC lebih sedikit mengandung plasma. Hal ini menyebabkan kadar hematokrit PRBC lebih tinggi dibanding dengan whole blood, yaitu 70% dibandingkan 40%. PRBC biasa diberikan pada pasien dengan perdarahan lambat, pasien anemia atau pada kelainan jantung. Saat hendak digunakan, PRBC perlu dihangatkan terlebih dahulu hingga sama dengan suhu tubuh (37ºC). bila tidak dihangatkan, akan menyulitkan terjadinya perpindahan oksigen dari darah ke organ tubuh.
Plasma Beku Segar (Fresh Frozen Plasma)
Fresh frozen plasma (FFP) mengandung semua protein plasma (faktor pembekuan), terutama faktor V dan VII. FFP biasa diberikan setelah transfusi darah masif, setelah terapi warfarin dan koagulopati pada penyakit hati. Setiap unit FFP biasanya dapat menaikan masing-masing kadar faktor pembekuan sebesar 2-3% pada orang dewasa. Sama dengan PRBC, saat hendak diberikan pada pasien perlu dihangatkan terlebih dahulu sesuai suhu tubuh.
Trombosit
Transfusi trombosit diindikasikan pada pasien dengan trombositopenia berat (<20.000 sel/mm3) disertai gejala klinis perdarahan. Akan tetapi, bila tidak dijumpai gejala klinis perdarahan, transfusi trombosit tidak diperlukan. Satu unit trombosit dapat meningkatkan 7000-10.000 trombosit/mm3 setelah 1 jam transfusi pada pasien dengan berat badan 70 kg. banyak faktor yang berperan dalam keberhasilan transfusi trombosit diantaranya splenomegali, sensitisasi sebelumnya, demam, dan perdarahan aktif.
Kriopresipitat
Kriopresipitat mengandung faktor VIII dan fibrinogen dalam jumlah banyak. Kriopresipitat diindikasikan pada pasien dengan penyakit hemofilia (kekurangan faktor VIII) dan juga pada pasien dengan defisiensi fibrinogen.
Komplikasi Transfusi Darah dan Penanganannya
Reaksi hemolitik
Reaksi yang terjadi biasanya adalah penghancuran sel darah merah donor oleh antibodi resipien dan biasanya terjadi karena ketidakcocokan golongan darah ABO yang dapat disebabkan oleh kesalahan mengidentifikasikan pasien, jenis darah atau unit transfusi. Pada orang sadar, gejala yang dialami berupa menggigil, demam, nyeri dada dan mual. Pada orang dalam keadaan tidak sadar atau terbius, gejala berupa peningkatan suhu tubuh, jantung berdebar-debar, tekanan darah rendah dan hemoglobinuria. Berat ringannya gejala tersebut tergantung dari seberapa banyak darah yang tidak cocok ditransfusikan.
Reaksi non hemolitik
Reaksi ini terjadi karena sensitisasi resipien terhadap sel darah putih, trombosit atau protein plasma dari donor. Gejalanya antara lain demam, urtikaria yang ditandai dengan kemerahan, bintik-bintik merah dan gatal tanpa demam, reaksi anafilaksis, edema paru, hiperkalemia dan asidosis.
Infeksi
Resiko penularan penyakit infeksi melalui transfusi darah bergantung pada berbagai hal antara lain; angka kejadian penyakit di masyarakat, keefektifan skrining yang dilakukan, kekebalan tubuh resipien dan jumlah donor tiap unit darah. Beberapa infeksi yang biasa terjadi adalah virus hepatitis, HIV, Citomegalovirus, bakteri stafilokokus, yesteria dan parasit malaria.
Penanggulangan komplikasi transfusi :
1. Stop transfusi
2. Naikan tekanan darah dengan cairan infus, jika perlu tambahkan obat-obatan.
3. Berikan oksigen 100%
4. Pemberian obat-obatan diuretik manitol atau furosemid
5. Obat-obatan antihistamin
6. Obat-obatan steroid dosis tinggi
7. Periksa analisa gas dan pH darah.
Langganan:
Postingan (Atom)