Jumat, 14 Mei 2010

TRANSFUSI DARAH

RESUME FISIOLOGI
TRANSFUSI DARAH















Pembimbing Akademik:
FARHANUL ULA S.KEP Ners
Oleh:
Hamid
Priyo Dwi susilo
Pit sumardi
M.Tibyani
Novita inda p.
Ninik Nur’aini
Nurhidayati
Putri aprilia
Windy puspita s.

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES BAHRUL ‘ULUM TAMBAKBERAS
JOMBANG



PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN TRANSFUSI DARAH
Transfusi Darah adalah proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat (donor) ke orang sakit (respien). Darah yang dipindahkan dapat berupa darah lengkap dan komponen darah.


B.SEJARAH TRANSFUSI DARAH
Prosedur transfusi darah sudah berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu. Ada berbagai versi yang mempersoalkan kapan prosedur transfusi pertama kali dilakukan. Dikisahkan pertama kali percobaan transfusi darah dilakukan pada abad 15. Pada tahun 1492, Paus Giovanni Cibo menderita sakit parah dan berada dalam keadaan koma. Berbagai usaha penyembuhan dilakukan tapi tidak ada yang berhasil. Kemudian, datanglah seorang dokter bernama Abraham Meyre dan berjanji akan menyelamatkan Paus Giovanni Cibo dengan cara mentransfusikan darah. Akhirnya, dipilihlah 3 orang anak penggembala berusia 10 tahun dan transfusi darah dilakukan. Pada saat itu transfusi dilakukan lewat mulut, karena konsep sirkulasi dan metode akses intravena belum diketahui. Sayangnya, ketiga anak penggembala itu meninggal beberapa saat setelah proses transfusi tersebut sedangkan kondisi Paus tidak membaik dan akhirnya meninggal.
Pengetahuan mengenai transfusi darah mulai berkembang sejak adanya teori sirkulasi darah oleh dokter William Harvey pada tahun 1613. Sejak saat itu berbagai praktik transfusi darah antar hewan mulai dicobakan. Namun pencobaan transfusi ke manusia selalu menemui hasil yang fatal. Transfusi darah ke manusia pertama kali dilakukan oleh dr. Jean-Baptiste Denis, dokter Raja Perancis Louis XIV, yang melakukan transfusi darah domba ke seorang anak 15 tahun yang sedang sakit pada tahun 1667.
Pengetahuan tentang transfusi darah semakin berkembang pada dekade awal abad ke 19, dengan ditemukannya golongan darah. Pada tahun 1818, dr. James Blundell, dokter kandungan dari Inggris, untuk pertama kalinya berhasil melakukan transfusi darah antar manusia untuk pengobatan perdarahan postpartum. Dia menggunakan darah suami pasien tersebut sebagai donor.


C.TUJUAN TRANSFUSI DARAH
• Memelihara dan mempertahankan kesehatan donor.
• Memelihara keadaan biologis darah atau komponen – komponennya agar tetap bermanfaat.
• Memelihara dan mempertahankan volume darah yang normal pada peredaran darah (stabilitas peredaran darah).
• Mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah.
• Meningkatkan oksigenasi jaringan.
• Memperbaiki fungsi Hemostatis.
• Tindakan terapi kasus tertentu.


D. MANFAAT DONOR DARAH
1. Dapat memeriksakan kesehatan secara berkala 3 bulan sekali seperti tensi, Lab Uji Saring (HIV, Hepatitis B, C, Sifilis dan Malaria).
2. Mendapatkan piagam penghargaan sesuai dengan jumlah menyumbang darahnya antara lain 10, 25, 50, 75, 100 kali.
3. Donor darah 100 kali mendapat penghargaan Satya Lencana Kebaktian Sosial dari Pemerintah.
4. Merupakan bagian dari ibadah.


E.MACAM TRANSFUSI DARAH
1. Darah Lengkap/ Whole Blood (WB) Diberikan pada penderita yang mengalami perdarahan aktif yang kehilangan darah lebih dari 25 %.
2. Darah Komponen
• Sel Darah Merah (SDM) : Sel Darah Merah Pekat : Diberikan pada kasus kehilangan darah yang tidak terlalu berat, transfusi darah pra operatif atau anemia kronik dimana volume plasmanya normal. Sel Darah Merah Pekat Cuci : Untuk penderita yang alergi terhadap protein plasma.Sel Darah Merah Miskin Leukosit : Untuk penderita yang tergantung pada transfusi darah.
• Sel Darah Merah Pekat Beku yang Dicuci : Diberikan untuk penderita yang mempunyai antibodi terhadap sel darah merah yang menetap.
Sel Darah Merah Diradiasi : Untuk penderita transplantasi organ atau sumsum tulang.
• LEUKOSIT/ GRANULOSIT KONSENTRAT : Diberikan pada penderita yang jumlah leukositnya turun berat, infeksi yang tidak membaik/ berat yang tidak sembuh dengan pemberian Antibiotik, kualitas Leukosit menurun.
• TROMBOSIT : Diberikan pada penderita yang mengalami gangguan jumlah atau fungsi trombosit.
• PLASMA dan PRODUKSI PLASMA : Untuk mengganti faktor pembekuan, penggantian cairan yang hilang.
• Contoh : Plasma Segar Beku untuk prnderita Hemofili.Krio Presipitat untuk penderita Hemofili dan Von Willebrand


E.KOMPONEN DARAH TRANSFUSI
Whole blood (darah lengkap) biasanya disediakan hanya untuk transfusi pada perdarahan masif. Whole blood biasa diberikan untuk perdarahan akut, shock hipovolemik serta bedah mayor dengan perdarahan > 1500 ml. Whole blood akan meningkatkan kapasitas pengangkutan oksigen dan peningkatan volume darah. Transfusi satu unit whole blood akan meningkatkan hemoglobin 1 g/dl.

1.Packed Red Blood Cell (PRBC)
PRBC mengandung hemoglobin yang sama dengan whole blood, bedanya adalah pada jumlah plasma, dimana PRBC lebih sedikit mengandung plasma. Hal ini menyebabkan kadar hematokrit PRBC lebih tinggi dibanding dengan whole blood, yaitu 70% dibandingkan 40%. PRBC biasa diberikan pada pasien dengan perdarahan lambat, pasien anemia atau pada kelainan jantung. Saat hendak digunakan, PRBC perlu dihangatkan terlebih dahulu hingga sama dengan suhu tubuh (37ÂșC). bila tidak dihangatkan, akan menyulitkan terjadinya perpindahan oksigen dari darah ke organ tubuh.

2.Plasma Beku Segar (Fresh Frozen Plasma)
Fresh frozen plasma (FFP) mengandung semua protein plasma (faktor pembekuan), terutama faktor V dan VII. FFP biasa diberikan setelah transfusi darah masif, setelah terapi warfarin dan koagulopati pada penyakit hati. Setiap unit FFP biasanya dapat menaikan masing-masing kadar faktor pembekuan sebesar 2-3% pada orang dewasa. Sama dengan PRBC, saat hendak diberikan pada pasien perlu dihangatkan terlebih dahulu sesuai suhu tubuh.

3.Trombosit
Transfusi trombosit diindikasikan pada pasien dengan trombositopenia berat (<20.000 sel/mm3) disertai gejala klinis perdarahan. Akan tetapi, bila tidak dijumpai gejala klinis perdarahan, transfusi trombosit tidak diperlukan. Satu unit trombosit dapat meningkatkan 7000-10.000 trombosit/mm3 setelah 1 jam transfusi pada pasien dengan berat badan 70 kg. banyak faktor yang berperan dalam keberhasilan transfusi trombosit diantaranya splenomegali, sensitisasi sebelumnya, demam, dan perdarahan aktif.

4.Kriopresipitat
Kriopresipitat mengandung faktor VIII dan fibrinogen dalam jumlah banyak. Kriopresipitat diindikasikan pada pasien dengan penyakit hemofilia (kekurangan faktor VIII) dan juga pada pasien dengan defisiensi fibrinogen.


F. KOMPLIKASI TRANSFUSI DARAH DAN PENANGANANNYA

a.Reaksi hemolitiK
Reaksi yang terjadi biasanya adalah penghancuran sel darah merah donor oleh antibodi resipien dan biasanya terjadi karena ketidakcocokan golongan darah ABO yang dapat disebabkan oleh kesalahan mengidentifikasikan pasien, jenis darah atau unit transfusi. Pada orang sadar, gejala yang dialami berupa menggigil, demam, nyeri dada dan mual. Pada orang dalam keadaan tidak sadar atau terbius, gejala berupa peningkatan suhu tubuh, jantung berdebar-debar, tekanan darah rendah dan hemoglobinuria. Berat ringannya gejala tersebut tergantung dari seberapa banyak darah yang tidak cocok ditransfusikan.

b.Reaksi non hemolitik
Reaksi ini terjadi karena sensitisasi resipien terhadap sel darah putih, trombosit atau protein plasma dari donor. Gejalanya antara lain demam, urtikaria yang ditandai dengan kemerahan, bintik-bintik merah dan gatal tanpa demam, reaksi anafilaksis, edema , hiperkalemia dan asidosis.

c.Infeksi
Resiko penularan penyakit infeksi melalui transfusi darah bergantung pada berbagai hal antara lain; angka kejadian penyakit di masyarakat, keefektifan skrining yang dilakukan, kekebalan tubuh resipien dan jumlah donor tiap unit darah. Beberapa infeksi yang biasa terjadi adalah virus hepatitis, HIV, Citomegalovirus, bakteri stafilokokus, yesteria dan parasit malaria.Penanggulangan komplikasi transfusi :
1. Stop transfusi
2. Naikan tekanan darah dengan cairan infus, jika perlu tambahkan obat-obatan.
3. Berikan oksigen 100%
4. Pemberian obat-obatan diuretik manitol atau furosemid
5. Obat-obatan antihistamin
6. Obat-obatan steroid dosis tinggi
7. Periksa analisa gas dan pH darah.


G.DARAH DAN KOMPONEN DARAH
Seseorang yang membutuhkan sejumlah besar darah dalam waktu yang segera (misalnya karena perdarahan hebat), bisa menerima darah lengkap untuk membantu memperbaiki volume cairan dan sirkulasinya. Darah lengkap juga bisa diberikan jika komponen darah yang diperlukan tidak dapat diberikan secara terpisah.Komponen darah yang paling sering ditransfusikan adalah packed red blood cells (PRC), yang bisa memperbaiki kapasitas pengangkut oksigen dalam darah. Komponen ini bisa diberikan kepada seseorang yang mengalami perdarahan atau penderita anemia berat.Yang jauh lebih mahal daripada PRC adalah frozen-thawed red blood cells, yang biasanya dicadangkan untuk transfusi golongan darah yang jarang. Beberapa orang yang membutuhkan darah mengalami alergi terhadap darah donor. Jika obat tidak dapat mencegah reaksi alergi ini, maka harus diberikan sel darah merah yang sudah dicuci.Jumlah trombosit yang terlalu sedikit (trombositopenia) bisa menyebabkan perdarahan spontan dan hebat. Transfusi trombosit bisa memperbaiki kemampuan pembekuan darah. Faktor pembekuan darah adalah protein plasma yang secara normal bekerja dengan trombosit untuk membantu membekunya darah. Tanpa pembekuan, perdarahan karena suatu cedera tidak akan berhenti. Faktor pembekuan darah yang pekat bisa diberikan kepada penderita kelainan perdarahan bawaan, seperti hemofilia atau penyakit von Willebrand. Plasma juga merupakan sumber dari faktro pembekuan darah.
Plasma segar yang dibekukan digunakan pada kelainan perdarahan, dimana tidak diketahui faktor pembekuan mana yang hilang atau jika tidak dapat diberikan faktor pembekuan darah yang pekat. Plasma segar yang dibekukan juga digunakan pada perdarahan yang disebabkan oleh pembentukan protein faktor pembekuan yang tidak memadai, yang merupakan akibat dari kegagalan hati.
Meskipun jarang, sel darah putih ditransfusikan untuk mengobati infeksi yang mengancam nyawa penderita yang jumlah sel darah putihnya sangat berkurang atau penderita yang sel darah putihnya tidak berfungsi secara normal.Pada keadaan ini biasanya digunakan antibiotik. Antibodi (imunoglobulin), yang merupakan komponen darah untuk melawan penyakit, juga kadang diberikan untuk membangun kekebalan pada orang-orang yang telah terpapar oleh penyakit infeksi (misalnya cacar air atau hepatitis) atau pada orang yang kadar antibodinya rendah.













DAFTAR PUSTAKA
• Apotik online dan media informasi obat - penyakit :: m e d i c a s t o r e . c o m
• http://www.pmibali.or.id/transfusi-darah/
• http://www.klikdokter.com/article/detail/67

Tidak ada komentar:

Posting Komentar